UPGRIS Kukuhkan Prof Harjito Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sastra dan Bahasa Indonesia

- Kamis, 25 Agustus 2022 | 07:15 WIB
Rektor UPGRIS Dr Sri Suciati memberikan selamat kepada Prof Harjito atas pengukuhan sebagai guru besar bidang Ilmu Sastra dan Bahasa Indonesia, Rabu 24 Agustus 2022. (suaramerdeka.com / dok UPGRIS)
Rektor UPGRIS Dr Sri Suciati memberikan selamat kepada Prof Harjito atas pengukuhan sebagai guru besar bidang Ilmu Sastra dan Bahasa Indonesia, Rabu 24 Agustus 2022. (suaramerdeka.com / dok UPGRIS)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) mengukuhkan Prof Harjito, sebagai Guru Besar bidang Ilmu Sastra dan Bahasa Indonesia.

Prof Harjito yang kerap melakukan penelitian terkait cerita rakyat Jawa ini merupakan Guru Besar keempat UPGRIS.

Prof Harjito pun juga meneliti bagaimana posisi dan peran perempuun dalam cerita-cerita rakyat Jawa tersebut.

Baca Juga: Mukjizat Sumur Dewa, 5 Zodiak Ini Ditakdirkan Kaya Raya Sejak Muda, Sumber Uang Tak Pernah Kering

Prof Harjito membantah stereotip perempuan yang pasif.

Setelah melakukan analisis terhadap sejumah cerita rakyat Jawa, ia mengambil kesimpulan bahwa perempuan bukanlah subjek yang pasif.

Pada pidato pengukuhan, ia menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Dari Perlawanan Ke Kolaborasi: perempuan dan Keluarga dalam Sastra Indonesia".

Baca Juga: Manchester United Pinjamkan Eric Bailly ke Marseille, Ada Opsi Permanen

Menurutnya, perempuan bukanlah subjek yang lemah, tetapi merupakan subjek yang memiliki banyak kekuatan, yang dapat ditampilkan atau disembunyikan.

Dia pun melihat, karya sastra diyakini merepresentasikan realitas masyarakat atau menggambarkan apa yang terjadi dalam masyarakat.

"Tentu saja dengan tambahan sedikit atau banyak imajinasi. Sastra ternyata juga memberikan inspirasi bagi realitas masyarakat," sebutnya.

Baca Juga: Berapa Harga Bensin Sekarang, Cek Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertalite Hingga Pertamina Dex

Baginya, perempuan merupakan subjek penting yang memiliki banyak pilihan untuk berkolaborasi dengan laki-laki.

Adapun lelaki perlu menjadi lelaki yang "legawa", lelaki yang memiliki kesadaran dalam menerima pasang surut perubahan.

Rektor UPGRIS, Dr Sri Suciati menyatakan, pencapaian gelar Guru Besar ini akan sangat bermakna dalam meningkatkan kualitas mutu lulusan.

Halaman:

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X