Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo meminta sebanyak 5.000-an RT zona merah di Jawa Tengah untuk lockdown. Langkah tersebut untuk membatasi pergerakan warga demi mencegah penyebaran Covid-19.
”Saya juga usulkan 5.000 lebih Rukun Tetangga di desa-desa yang masuk zona merah agar di-lockdown tingkat RT,’’ kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Semarang, kemarin. Kalau kegiatan itu dilakukan, tambah dia, dilanjutkan dengan gerakan di rumah saja, maka punya nafas untuk mempersiapkan hal lain, seperti mengisi tempat tidur, menyiapkan tenaga kesehatan, dan sebagainya.
Saat melantik Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan, Fadia ARafiq dan Ruswandi, Minggu (28/6) hal itu ditegaskan kembali. Keduanya diminta memetakan data epidemologis di wilayahnya sampai tingkat RT. ”Kalau ada RT masuk zona merah, langsung lockdown. Kurangi kegiatan yang bersifat keramaian. Pelaksanaan 5 M mesti diperketat dan 3 Tharus terus digencarkan.
Karena Pekalongan tidak zona merah, maka ini bagus, agar dijaga. Harus waspada, karena daerah kiri kanannya sudah masuk zona merah,” katanya. Menurutnya pemberlakuan lockdown tingkat RTtersebut sejalan dengan gerakan sehari di rumah saja yang dilakukan beberapa daerah seperti Grobogan, Jepara, dan Boyolali.
Gerakan yang dilakukan untuk mengurangi mobilitas warga itu dilaksanakan Minggu (27/6). Selain itu, Kabupaten Kudus juga sudah melaksanakan kegiatan tersebut sejak beberapa minggu yang lalu. ”Saya terima kasih dukungan kawankawan di kabupaten/kota yang berani mengambil keputusan dengan mengajak masyarakatnya di rumah saja.
Ini bagian dari pemanasan dan menjaga konsistensi bagaimana kita mengurangi mobilitas. Saya sangat mendukung dan mengajak masyarakat untuk ikut mendukung gerakan ini,” kata Ganjar. Apa yang dilakukan Grobogan, Boyolali, Jepara, dan Kudus lanjut dia harus diteruskan. Secara berkala, kegiatan itu bisa diterapkan untuk menumbuhkan kesadaran.
”Sehari di rumah saja, dua hari di rumah saja, dan nanti kalau terjadi peningkatan tinggi, bisa seminggu di rumah saja. Kalau ini dilakukan, maka ini bisa memotong penularan Covid-19 di masyarakat,” jelasnya. Ganjar berharap gerakan di rumah saja ini juga dilakukan oleh daerah lain di Jawa Tengah, khususnya mereka yang masuk zona merah.
Sebab menurutnya, ketika eskalasi peningkatan penularan yang sangat cepat saat ini, maka harus direspons dengan tindakan yang tidak biasa. Sekalipun menurut Ganjar, gerakan sehari atau dua hari di rumah saja tidak cukup untuk menekan angka penyebaran virus. Tapi hal itu merupakan langkah awal yang bagus untuk perlahan menumbuhkan kesadaran. ”Karena ini gerakan, jadi butuh dukungan masyarakat.
Kalau itu sudah muncul, maka pelan-pelan bisa kita tambah. Rasanya, masyarakat kita tidak suka dengan keputusan yang cepat, mereka sukanya yang gradual. Ya sudah, keputusan- keputusan yang sifatnya gradual ini mari kita lakukan,” ujar dia.