Sebab jika terluka pun bisa dengan mudah diobati sedangkan jika fatal pun bisa langsung meninggal. Sedangkan jika menggunakan bambu runcing pastinya akan menimbulkan kematian yang sengsara. Mulai dari infeksi hingga luka yang mungkin tak kunjung sembuh.
Baca Juga: Dihabisi Meski Minta Ampun, Begini Kronologi Cerita Lengkap Penembakan Brigadir J
Bambu runcing juga dianggap pembunuh dalam keheningan. Ya, kalau menggunakan senjata api kita tahu dari mana serangan berdasarkan suara dari senpi itu, sedangkan kalau menggunakan bambu runcing lain lagi ceritanya.
Peninggalan-peninggalan sejarah Bambu Runcing khusus yang berhubungan dengan Bambu Runcing Parakan bisa dilacak ke tempat, atau para kiai yang pernah terlibat dalam berbagai peristiwa Bambu Runcing.
Sampai sekarang Rumah KH. Subkhi masih berdiri dan berbagai peninggalannya, Rumah KH. R Sumo Gunardo masih adan juga beberapa peninggalanya, ada yang di Museum Monjali (Monumen Jogja Kembali), Pondok Pesantren KH. M. Ali sampai sekarang masih berdiri dan terus berkembang. Bekas kantor BMT dan pusat penyepuhan walaupun telah berubah, tetapi jejak-jejaknya masih ada.
Dan khusus sumur yang sering di ambil airnya untuk penyepuhan Bambu Runcing juga masih ada. Khusus di Temanggung bahkan tempat Kiai Mandzur di kenal dengan Mujahidin, sampai sekarang menjadi pusat kegiatan Tarekat.
Artikel Terkait
Bambu Runcing, Lambang Keberanian Pejuang Tanah Air
Napak Tilas HUT RI Kekramatan Bambu Runcing, Tanam Bambu Jenis Ini di Rumah Datangkan Rezeki dan Tolak Bala
Pantas Saja Bambu Runcing Jadi Senjata Keramat Para Pejuang, Ini 5 Mitos Kesaktian Pohon Bambu