Awalnya, sebagai salah seorang ajudan Presiden, Mutahar diberi tugas menyusun upacara pengibaran bendera ketika Republik Indonesia merayakan hari ulang tahun pertama kemerdekaan, 17 Agustus 1946.
Baca Juga: Cerita Paskibraka 2021: Ridho Hadfizar Armadhani Terinspirasi Jejak Sang Kakak
Pemikirannya saat itu, pengibaran bendera sebaiknya dilakukan para pemuda yang mewakili daerah-daerah Indonesia.
Ia lalu memilih lima pemuda yang berdomisili di Yogyakarta (tiga laki-laki dan dua perempuan) sebagai wakil daerah mereka.
Mutahar dikenal aktif dalam kegiatan kepanduan. Ia adalah salah seorang tokoh utama Pandu Rakyat Indonesia, gerakan kepanduan independen yang berhaluan nasionalis.
Pada tahun 1967, menjabat sebagai Direktur jenderal urusan pemuda dan Pramuka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Mutahar diminta Presiden Soeharto untuk menyusun tata cara pengibaran Bendera Pusaka.
Baca Juga: Eksotiknya Wanita Berkebaya, Tertawan Hati Mantan Presiden Soekarno Memendam Hasrat
4. Pernah mengenyam pendidikan di UGM
Mutahar pernah menjalani pendidikan selama setahun di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 1946-1947.
Setelah tamat dari MULO B (1934) dan AMS A-I (1938).[4] Pada tahun 1945, Mutahar bekerja sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Yogyakarta, kemudian menjadi pegawai tinggi Sekretariat Negara di Yogyakarta (1947).
5. Menguasai 6 bahasa
Selanjutnya, ia mendapat jabatan-jabatan yang meloncat-loncat antardepartemen.
Puncak kariernya sebagai pejabat negara barangkali adalah sebagai Duta Besar RI di Tahta Suci (Vatikan) (1969-1973).
Ia diketahui menguasai paling tidak enam bahasa secara aktif. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Pejabat Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri (1974).
Artikel Terkait
Kibarkan Bendera Memakai Hazmat, Petugas Paskibraka Jateng Apresiasi Perjuangan Nakes
Inilah Paskibraka Tim Indonesia Tangguh di Upacara Detik-detik Proklamasi HUT Ke-76 Kemerdekaan RI
Menpora Apresiasi Paskibraka HUT Ke-76 RI, Bangga Seluruh Rakyat Indonesia Melihat
Cerita Paskibraka 2021: Ridho Hadfizar Armadhani Terinspirasi Jejak Sang Kakak