VLGC Pertamina Gas II Kibarkan Merah Putih Saat Loading Perdana LPG di Amerika Serikat

- Jumat, 18 Juni 2021 | 16:30 WIB
kapal pertamina (Foto: suaramerdeka.com /dokumentasi.)
kapal pertamina (Foto: suaramerdeka.com /dokumentasi.)

JAKARTA, suaramerdeka.com - kapal pertamina Gas 2 (PG 2) yang dioperasikan oleh PT pertamina International Shipping (PIS) melakukan pelayaran perdana untuk mengangkut kargo LPG dari benua amerika dengan FOB basis di LPG Export Terminal milik Phillips 66 di Freeport,Texas.

PG 2 mulai berlayar dari Indonesia sejak 27 April dan tiba di Houston, amerika Serikat pada 5 Juni 2021. Pelayaran ini menjadi tonggak sejarah bagi kapal berbendera Indonesia yang dapat disandarkan di terminal LPG amerika.

Baca Juga: Pensiun MotoGP, Valentino Rossi: Hanya Imajinasi Jurnalis Terlalu Tinggi

kapal PG 2 Dinahkodai oleh Capt Dasuki dengan 27 orang kru, mengangkut total 45.000 MT LPG milik Subholding Commercial and Trading, di mana 60 persennya berusia dibawah 40 tahun.

kapal ini akan menempuh perjalanan lebih dari 28.000 nautical miles dengan lebih dari 80 hari round trips days, dari Indonesia ke amerika Serikat, lalu kembali ke Indonesia.

Menurut Capt. Dasuki, perjalanan melewati 3 benua dan 2 samudra tersebut merupakan sebuah tantangan tersendiri, mengingat kapal PG 2 harus lolos sertifikasi pemerintah AS.

Certificate of Compliance Examination, merupakan sertifikat pengakuan dari pemerintah AS untuk kapal PG 2 yang telah memenuhi aturan dan syarat.

Baca Juga: Sepanjang Karier Fuad Alkhar atau Wan Abud Lebih Banyak Membintangi Film-film Komedi

“saya tentunya sangat senang karena dengan dikeluarkannya sertifikat ini menunjukkan bahwa pertamina Gas 2 dapat melakukan segala aktivitas terutama di perairan amerika Serikat,” ujarnya, Jumat 18 Juni 2021.

Rute yang ditempuh kapal PG 2 adalah melalui rute Tanjung Sekong (Indonesia) –Tanjung Harapan (Afrika Selatan) – Freeport Texas (amerika Serikat).

Rute tersebut melewati rute Afrika Selatan Cape of Good Hope (Tanjung Harapan), yang pada abad ke-15 digunakan oleh pelaut Portugal.

Rute ini juga disebut sebagai Cape of Storm (Tanjung Badai), sesuai dengan reputasi cuaca ekstrim yang sering terjadi di rute ini, akibat pertemuan arus hangat dari timur Samudra Hindia dengan arus dingin dari utara Samudra Atlantik.

“mudah-mudahan pencapaian ini menjadi langkah awal dan menumbuhkan kepercayaan diri untuk melebarkan sayapnya di industri pelayaran global,” ujar Capt. Dasuki.

Editor: Ahmad Rifki

Tags

Terkini

X