DKI Batalkan Rencana Pemisahan Tempat Duduk Pria-Wanita di Angkot Jakarta

- Kamis, 14 Juli 2022 | 10:50 WIB
Dishub DKI Jakarta batalkan pemisahan penumpang pria dan wanita di angkot. (foto pixabay) (ilustrasi pixabay.com)
Dishub DKI Jakarta batalkan pemisahan penumpang pria dan wanita di angkot. (foto pixabay) (ilustrasi pixabay.com)

JAKARTA, suaramerdeka.com - Menindaklanjuti kasus dugaan pelecehan seksual di angkot M44 kawasan Tebet Jakarta, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta merencanakan pemisahan tempat duduk pria dan wanita di dalam angkot.

Namun, kini Dishub DKI Jakarta menyatakan pembatalan rencana pemisahan tempat duduk pria dan wanita di angkot.

Beberapa waktu lalu, sempat terjadi kasus pelecehan seksual di dalam angkot M44 kawasan Tebet, Jakarta.

Baca Juga: Selamat untuk 3 Zodiak Ini, Bakal Top Markotop Sukses di Masa Datang

Hal ini lalu ditindaklanjuti Dishub DKI Jakarta dengan rencana mengatur tempat duduk penumpang wanita di barisan sebelah kiri.

Sedangkan untuk pria, duduk di sebelah kanan.

"Mempertimbangkan kondisi yang ada di dalam masyarakat terhadap pemisahan penumpang laki-laki dan perempuan di dalam angkot, saat ini belum dapat dilaksanakan," tutur Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Syafrin Liputo dilansir dari sebuah sumber.

Baca Juga: Senangnya 5 Zodiak Ini, Karir Bakal Melesat dan Rezeki Melimpah di Akhir 2022, Siapa Tahu Anda?

Pembatalan ini ternyata belum selesai, karena Dishub akan menggantinya dengan membentuk Pos Sapa atau Sabat Perempuan di moda transportasi melalui nomor aduan di 112.

Kini, layanan Pos Sapa tersebut sudah diterapkan di 23 halte TransJakarta, 13 stasiun MRT, dan enam stasiun LRT Jakarta. Rencananya juga merambah ke angkot.

"Direncanakan ke depan Pos Sapa akan terus ditambahkan termasuk menjangkau layanan angkot," tuturnya.

Baca Juga: Bahagianya 7 Zodiak Ini, Bakal Banjir Keberuntungan, Karir Sukses dan Rezeki Lancar, Rabu 13 Juli 2022

Para pengemudi angkot yang sudah terhubung dalam Jaklingko, aplikasi untuk menghubungkan para pengemudi dan pelanggan transportasi di Jakarta, juga sudah diberikan pendidikan dan pelatihan untuk menangani keadaan darurat.

Tak hanya itu, pemasangan CCTV atau kamera pengawas juga tengah berproses di berbagai halte, stasiun, terminal dan kendaraan umum.

Hal tersebut dilakukan untuk mendeteksi dan mengurangi potensi gangguan yang tidak diinginkan.

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X