SEMARANG, suaramerdeka.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang membuka gedung karantina baru untuk perawatan pasien yang terkena Covid-19.
Di antaranya asrama Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo dengan kapasitas 200 tempat tidur (TT), kantor diklat di Ketileng sebanyak 100 TT, salah satu rumah sakit (RS) swasta baru dengan 100 TT, serta salah satu ruang di gereja di kawasan Marina sebanyak 50 TT.
“Itu ruang-ruang baru yang bisa kami mintakan izin kepada para pemilik gedung untuk jadi ruang karantina pasien Covid-19. Total mencapai 450 ruang,” terang Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, di Kompleks Balai Kota, Selasa (15/6).
Dia melanjutkan, angka pasien Covid-19 yang dirawat di RS dan rumah isolasi mencapai 1.347 orang kemarin. Di mana pasien dari luar Kota Semarang sebanyak 550 orang, selebihnya warga dalam kota.
Baca Juga: Update 15 Juni: Kasus Pasien Sembuh Corona Hari Ini Total 1.757.641 Orang
Angka itu terus naik-turun sehingga membuat sejumlah ruang di RS penuh. Di gedung karantina asrama haji misalnya, sebanyak 120 ruangan penuh saat baru dua hari dibuka. Sehingga pemkot semarang merasa perlu menambah ruang isolasi lagi.
“Angka pasien di RS itu fluktuatif. Jadi naik turun. Ada yang masuk dan keluar. Angka kesembuhannya juga bagus. Kalau ada RS yang penuh, Dinas Kesehatan terus memaksimalkan penanganan di RS atau ruang karantina lain. Kalau ada yang kosong bisa langsung ditempati,” lanjut Hendi.
Perihal banyaknya pasien rujukan dari luar kota, pihaknya menjelaskan tenaga kesehatan di Semarang akan berusaha semaksimal mungkin menangani pasien. Tidak ada rencana penyetopan kedatangan pasien dari luar kota.
Baca Juga: Seleksi Calon ASN 2021: Kementerian PAN-RB Terbitkan 3 Peraturan Baru
“Asalkan yang jelas kalau kita merasa ada gejala demam (sakit) segera di tes SWAB. Jangan ragu. Jangan malu atau takut. Sebab saya melihat banyak kasus dari penularan di dalam keluarga. Ada yang ayahnya positif Covid-19 lalu anak dan isti juga terpapar. Ada juga anaknya dulu yang kena. Jadi jangan ragu tes SWAB untuk pencegahan. Ini bentuk kesadaran kita,” urainya.
Varian Baru
Perihal ditemukannya varian baru Covid-19 di Kabupaten Kudus, Hendi meminta warga tetap menjaga diri dengan menjalankan protokol kesehatan. Covid-19 tidak bisa diabaikan.
“Saya bertanya pada pakar, secara teknis katanya varian baru itu penularannya lebih cepat. Tapi yang saya bisa tegaskan varian baru atau lama itu semuanya berbahaya, jangan diabaikan. Tetap jaga diri dengan disiplin protokol kesehatan,” ujar Hendi.
Artikel Terkait
Menkes Perintahkan Pasien Covid-19 di Kudus dengan Kondisi Berat atau Bergejala Dikirim ke Semarang
Antisipasi Lonjakan Covid-19, Hendi Akan Sewa Hotel Sebagai Tempat Karantina
Keterisian Rumah Sakit Hampir Penuh, Pemerintah Kota Semarang Batasi Pasien Covid-19 dari Luar Kota
Kapasitas Rumah Sakit di Kota Semarang Terbatas, Pasien Covid-19 Dirujuk ke BOR yang Masih Tersedia