Atasi Rob Pantura Jateng, Tanggul Boleh Tapi Pemetaan Berkelanjutan Penting

- Rabu, 1 Juni 2022 | 19:25 WIB
Banjir rob di Kota Semarang karena faktor alam diperparah jebolnya tanggul laut. Suaramerdeka.com /dokumentasi Humas Polda Jateng.
Banjir rob di Kota Semarang karena faktor alam diperparah jebolnya tanggul laut. Suaramerdeka.com /dokumentasi Humas Polda Jateng.

BANDUNG, suaramerdeka.com - Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Badan Geologi, Dr Rita Susilawati mengatakan upaya mitigasi dengan tanggul atas ancaman rob Pantura Semarang perlu penguatan dengan merujuk sejumlah hal.

Di antaranya ketinggian tanggul selain memperhatikan perhitungan dari air pasang karena faktor iklim, sebaiknya juga mempertimbangkan kombinasi terhadap efek penurunan muka tanah sekitar tanggul.

"Itu baik yang bersifat lokal karena efek beban kontruksi maupun pengaruh di sekelilingnya yang dikarenakan faktor penurunan tanah alami," katanya dalam keterangannya, Selasa, 31 Mei 2022.

Baca Juga: Hajat Terkabul dan Rezeki Datang Berutubi-Tubi, Cek 5 Shio yang Banjir Keberuntungan bulan Juni 2022

Langkah tersebut berkaitan dengan upaya mitigasi area yang terdampak banjir rob ketika terjadi kegagalan struktur tanggul misalnya.

Salah satunya melakukan pemetaan area terdampak rob akibat tanggul roboh disertai aksi upaya pencegahan yang bersifat teknis yang bersifat mengendalikan rob.

Di luar itu adalah melakukan monitoring pemantauan penurunan tanah.

"Sebaiknya monitoring ini bersifat terus-menerus dilakukan guna memberikan informasi perilaku penurunan tanah yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap perluasan area genangan baik akibat rob maupun banjir," katanya.

Baca Juga: Download Minecraft Pocket Edition Versi Terbaru 1.18.32.02 untuk Android Gratis, Tunjukkan Kreasimu

Dalam analisis Badan Geologi, kejadian rob di Semarang dan sekitarnya itu tak terlepas dari karakteristik daerah Pantura Jawa Tengah yang tersusun dari batuan sedimen dan endapan sedimen permukaan.

Endapan tersebut pada umumnya belum terkompaksi dengan baik, sehingga masih akan mengalami kompaksi alamiah terutama pada litologi lempung lunak yang mempunyai nilai kompresibilitas tinggi.

Hal ini mengandung arti bahwa pada daerah dengan indeks kompresibilitas tinggi, lapisan tanah akan lebih mudah mengalami pemampatan apabila terjadi perubahan tegangan efektif, yang berdampak terjadinya penurunan tanah dipermukaan.

Meski demikian, kejadian rob pada Mei lalu tak terlepas dari kombinasi antara faktor iklim, fenomena penurunan tanah, dan runtuhnya tanggul.

Baca Juga: Juni Emas! Cek 7 Zodiak yang Diprediksi Rezeki Akan Lancar Datang dari Segala Penjuru

Khusus penurunan tanah, sejumlah alat monitoring berupa patok yang ditanam pada litologi tertentu hingga kedalaman yang bervariasi (30 m - 200 m) telah di pasang Badan Geologi di beberapa tempat.

Halaman:

Editor: Rosikhan Anwar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X