UNGARAN, suaramedeka.com - Mantan Narapidana Terorisme Muhammad Nasir Abbas merasa menyesal dan mengakui kesalahannya dalam mengambil keputusan saat memperdalam agama.
Alhasil, Nasir Abbas malah terjebak dalam Jaringan Jamaah Islamiyah yang melakukan kegiatan teror di berbagai wilayah Indonesia.
Sekitar tahun 2003, Nasir Abbas akhirnya tertangkap pihak kepolisian, lalu dengan pendekatan pemahaman yang sesuai membuat dirinya sadar akan apa yang dilakukan adalah keliru.
Dikarenakan doktrin jihad yang ia terima ternyata menyimpang jauh dari apa yang tercantum dalam kitab Suci Alquran.
Baca Juga: Pertamina Regional Jawa Tengah Waspadai Kebutuhan BBM di Perbatasan
"Dalam hati saya sebenarnya dulu sudah mempertanyakan kepada organisasi Jamaah Islamiyah bahwa jihad membunuh orang tidak berdosa itu keliru. ItU tidak sesuai tuntunan dalam Alquran. Tetapi ketika itu saya tidak berani protes terlalu jauh," katanya saat menjadi pembicara dalam forum diskusi terbatas atau Focus Group Discussion (FGD) di wilayah hukum Polres Semarang, Polda Jateng, belum lama ini di pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang.
Dalam kesempatan tersebut Muhammad Nasir Abbas menceritakan tentang awal mula terjerumus menjadi pelaku terorisme, dimulai dari tidak mau bersekolah selepas lulus SMP.
Nasir Abbas lebih memilih belajar agama di sebuah masjid, sehingga bertemu dengan Ustadz Abu Bakar Baasyir, yang kemudian mengirimkannya ke Afganistan, untuk melaksanakan jihad membela Agama Islam.
Di Afghanistan inilah, Nasir Abbas melaksanakan pelatihan militer dan persenjataan, sehingga sampai menjadi guru di sekolah tersebut.
Baca Juga: Ramalan Zodiak 15 April 2022: Scorpio Habiskan Uang, Libra Siap Lakukan Terobosan Hubungan
Kemudian, dirinya diangkat menjadi Ketua Jamaah Islamiyah Wilayah Timur yang meliputi wilayah Afganistan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang tugas utamanya mempersiapkan diri membentuk negara Islam dengan merekrut orang-orang dari wilayah tersebut.
Dikatakan Nasir Abbas, kelompoknya merencanakan tindakan melawan pemerintah (Indonesia), dengan berbagai aksi terorisme, seperti pengeboman gereja dan tindakan tindakan pengeboman lainnya.
"Syukur Alhamdulillah melalui polisi pada 18 April 2003, saya tertangkap dalam keadaan hidup kemudian sampai pada titik di mana menyadari bahwa apa yang saya lakukan selama ini adalah salah. Jadi,, saya saat ini diberi kesempatan untuk membantu polisi dalam rangka pencegahan dan penanggulangan paham radikalisme dan intoleransi di Indonesia," paparnya.
Baca Juga: Ramalan Zodiak 15 April 2022: Leo Tunda Semua Aktivitas, Virgo Jadilah Pribadi yang Fleksibel
Ditambahkan Nasir Abbas, saat ini dengan berkembangnya teknologi, siapa saja bisa direkrut, sehingga perlu membentengi diri yaitu dengan cara belajar yang baik dan guru yang benar.
Artikel Terkait
Densus 88 Ciduk Petani di Bengkulu Tengah Terduga Terorisme, Kepala Desa: Tak Mencurigakan
LPSK Serahkan Kompensasi bagi Korban Aksi Terorisme
Praktisi Terorisme: Santri Penangkal Radikalisme
Hari Ini, Munarman Eks Sekjen FPI Jalani Sidang Vonis Kasus Terorisme
Munarman Divonis 3 Tahun Penjara Atas Kasus Terorisme