KUDUS, suaramerdeka.com – Praktisi tentang terorisme, Iptu Subkhan berharap, santri menjadi ujung tombak dalam gerakan menangkal penyebaran paham radikalisme.
Paham radikalisme cenderung berbalut ajaran agama yang dipahami hanya secara tekstual, serta dengan tafsir sesuai yang diinginkan.
Pernyataan itu dikemukakan Subkhan, yang juga ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Kudus, dalam kegiatan optimalisasi peran santri dalam antisipasi radikalisme yang diselenggarakan Kantor Kesbangpol Kudus di Pondok Pesantren Yanbu’ul Ulum Desa Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-19 Kalahkan Daegu University, Begini Apresiasi Ketua Umum PSSI
Kabupaten Kudus, lanjut Subkhan yang merupakan Kepala Unit Keamanan Polres Kudus, adalah salah satu daerah yang sudah memiliki kebijakan hukum terkait penanggulangan penyebaran paham radikalisme dalam bentuk Peraturan Bupati.
Di sisi lain, Bupati Hartopo mengingatkan, salah satu ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila adalah penyebaran paham radikalisme.
"Media sosial mereka manfaat sebagai sarana propaganda" tuturnya.
Mencegah terorisme, tambahnya, sama dengan mencegah jatuhnya korban jiwa.
Baca Juga: Finansial 5 Zodiak Ini Melimpah di Bulan Maret, Cuan Mengalir Deras Tiada Henti!
"Terorisme merupakan bentuk kekerasan dengan target korban jiwa. Juga radikalisme, yang merupakan ibu dari terorisme," tandas Hartopo.
Dalam kesempatan itu, dia memberikan buku karyanya berjudul 'Mencepit – Menutup Celah Penyebaran Ideologi Terorisme' kepada Bupati Hartopo, Wakil Ketua DPRD Mukhasiron, serta pengasuh Ponpes Yanbu’ul Ulum dan perwakilan santri.***
Artikel Terkait
Kedatangan Jenazah Ning Sabiela Disambut Hujan Tangis Para Santri
Ponpes Al Mubarok Al Maimun MTs NU Banat Kudus Bekali Santri Jaga Kesehatan Kulit
Jalin Silaturahmi, Kodim Semarang Gelar Liga Santri
Gelaran Wayang Santri, DPRD Jateng Dukung Kegiatan Seni Budaya
Jelang Ramadhan, Ratusan Santri dan Warga Bersihkan Masjid Agung Kauman Semarang