Pemerintah Dorong Pemulihan Sektor Pariwisata, Kebijakan Retrisi Berkontribusi bagi Kunjungan Wisman

- Kamis, 17 Maret 2022 | 08:52 WIB
pariwisata di Bali. (foto: pikiran rakyat)
pariwisata di Bali. (foto: pikiran rakyat)

JAKARTA, suaramerdeka.comPandemi Covid-19 memukul ekonomi di berbagai sektor, terutama pariwisata. Di Indonesia menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah kunjungan Wisman turun 12,5 persen pada Januari 2022 dibandingkan Desember 2021.

Meski begitu jika dihitung dari tahun ke tahun, kunjungan Wisman naik 13,62 persen pada Januari 2022 terhadap Januari 2021.

Pemerintah saat ini sedang berupaya untuk memulihkan kembali sektor pariwisata yang masih lesu akibat pandemi Covid-19. Berbagai kebijakan restriksi ditengarai berkontribusi terhadap kunjungan Wisman.

Baca Juga: Ultah Ke-40 Dian Sastro, Dapat Kue dan Papan Bunga Unik dari Sahabat

Untuk mengatasi Scarring Effect (dampak berkepanjangan akibat pandemi) di sektor pariwisata maka diperlukan upaya untuk menurunkan risiko dan ketakutan akibat pandemi.

Pariwisata akan pulih ketika risiko dan ketakutan karena pandemi berkurang,” tulis Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu via Twitter resmi.

Pemerintah akan mendorong kemudahan berwisata menuju hidup berdampingan dengan endemi. Diantaranya penghapusan syarat tes antigen dan PCR bagi pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN).

Baca Juga: Weton Kamis Pahing Orangnya Rajin, Dia Anti Menganggur

Selain itu pemerintah juga menghapus kewajiban karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri yang memasuki Indonesia melalui Bali, Batam, atau Bintan.

Untuk diketahui, dihimpun dari Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, berikut beberapa kunci pemulihan bagi pariwisata dunia yang bersumber dari Gian Maria Milesi-Ferreti, Brookings Institutions.

1. Kebutuhan untuk jasa pariwisata akan pulih ketika risiko dan ketakutan akan pandemi berkurang.

Baca Juga: Weton Kamis Pahing Dikenal Pekerja Keras, Sebab Punya Cita-cita yang Tinggi

2. Tren kebutuhan pariwisata bisa meningkat, tetapi diperlukan perubahan struktural pada bisnis pariwisata.

3. Pariwisata Asia terdampak lebih parah dibanding kawasan lainnya pada tahun 2021.

4. Risiko dampak jangka panjang sektor pariwisata akan lebih ringan dibandingkan sektor lainnya.

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X