Harga Mahal dan Langka, YLKI: Usut Tuntas Kartel Minyak Goreng, Tanda Tangani Petisi ini

SEMARANG, suaramerdeka.com - YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) membuat petisi online untuk mendesak pemerintah dalam mengusut dugaan kartel minyak goreng.

Kelangkaan pasokan di pasar dan harga yang melambung menjadi latar belakang dibuatnya petisi ini.

Dalam konferensi pers daring Jumat 11 Februari 2022, Tulus Abadi Ketua YLKI memberikan 4 alasan utama kenapa dibuat petisi tersebut.

Baca Juga: Token Kripto ASIX Dilarang Bappebti, Anang: Sedang Proses Daftar

Pertama, kelangkaan bukan berada di hilir, namun di hulu. Ia khawatir jika terlalu fokus ke hilir tidak menyelesaikan persoalan.

Kedua, jika telah ditandatangani 2500 akan mendorong percepatan penyelidikan dugaan kartel oleh KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha)

Ketiga, untuk memperlihatkan kepada pemerintah akibat kebijakan yang telah disampaikan untuk sisi hilir yang telah dilakukan tidak tepat.

Baca Juga: Lakukan Pelecehan Seksual, Profesor Universitas Harvard Digugat Mahasiswinya

Keempat, melibatkan masyarakat sebagai konsumen dalam mendorong perubahan kebijakan

“Perubahan tanpa publik itu menjadi upaya yang kurang kuat,” ucap Tulus. 

Petisi ini telah dibuka sejak tanggal 3 Februari 2022 lalu, dan hingga kini sudah mencapai 2100 tanda tangan (diakses 11 Februari 2022 pukul 16.37 WIB)

Dalam deskripsi petisi tersebut YLKI mempertanyakan bagaimana bisa negara penghasil minyak kelapa sawit (CPO) terbesar di dunia tapi masyarakatnya kesulitan mendapatkan minyak goreng?

Baca Juga: Stadion Jatidiri Dilengkapi 265 Lampu, CEO PSIS Kagum Stadion Terang Benderang

Menurut KPPU, Di Indonesia hanya ada 4 perusahaan yang menguasai perdagangan minyak goreng.

YLKI Mendesak KPPU untuk melakukan penyelidikan kepada empat perusahaan ini atas dugaan kartel minyak goreng.