JAKARTA, suaramerdeka.com - Kasus penyebaran varian Omicron di Indonesia kian melonjak pertambahan tiap harinya.
Pemerintah memperkirakan puncak gelombang kenaikan kasus Omicron di Indonesia akan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret berdasarkan dampak dari kenaikan kasus Omicron yang terjadi di seluruh dunia.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin merinci mayoritas kenaikan kasus Omicron di dunia terjadi dalam kurun waktu yang sangat cepat dan singkat, berkisar antara 35 hingga 65 hari.
Baca Juga: Terbaru! Ini Daftar Siaran TV Digital untuk Wilayah Banyumas (Jateng7), Buruan Cek!
“Di Indonesia kita mengidentifikasi kasus pertama pada pertengahan Desember, tapi kasus mulai naiknya di awal Januari. Kita hitung antara 35-65 hari akan terjadi kenaikan yang cukup cepat dan tinggi. Itu yang memang harus dipersiapkan oleh masyarakat,” kata Menkes dalam konferensi pers Minggu, 16 Januari 2022.
Wilayah DKI Jakarta dan Bodetabek diperkirakan menjadi daerah pertama yang akan mengalami lonjakan kasus.
Mengingat dari hasil identifikasi Kemenkes, mayoritas transmisi lokal varian Omicron terjadi di DKI Jakarta, dan diperkirakan dalam waktu dekat juga akan meluas ke wilayah Bodetabek.
Baca Juga: Ini Spesifikasi PC/Laptop untuk Main Game Internet Cafe Simulator 2 yang Banyak Digandrungi Youtuber
Mengingat secara geografis daerah-daerah tersebut berdekatan dan mobilitas masyarakatnya sangat tinggi.
Artikel Terkait
Omicron Menyebar di Berbagai Negara, Warga India Tetap Jalani Ritual Agama di Sungai Gangga
Kasus Omicron Capai 414 Orang, DPR Minta Ada Sosialisasi yang Terpadu dan Lengkap
Waspada Varian Omicron Mulai Naik Kasus karena Tansmisi Lokal
Varian Omicron Terdeteksi Tidak Bergejala, Kemenkes Imbau Masyarakat Taat Prokes
Kasus Omicron Diprediksi Naik, MotoGP Mandalika 2022 Tetap Digelar, Jokowi Setuju Kapasitas Penonton Ditambah