Kembali Diterjang Banjir, Penajam Paser Utara Bukan Pilihan Ideal untuk Ibu Kota Negara

- Selasa, 21 Desember 2021 | 07:30 WIB
Banjir yang merendam area persawahan di Desa Gunung Mulia, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. (BPBD Penajam Paser Utara)
Banjir yang merendam area persawahan di Desa Gunung Mulia, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. (BPBD Penajam Paser Utara)

JAKARTA, suaramerdeka.com - Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur calon ibu kota negara (IKN) RI yang baru, kembali diterjang banjir

Kali ini, banjir meredam sedikitnya 101 rumah yang tersebar di dua desa dan satu kelurahan di Penajam Paser Utara.

Anggota Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) Hamid Noor Yasin menuturkan, banjir di Penajam Paser Utara tersebut sebetulnya bukan pilihan ideal dan tepat menjadi IKN.

Banjir yang berulang kali di Penajam Paser Utara, dipandang politisi PKS ini, sebagai penguatan sikap penolakan fraksinya di DPR atas rencana pemindahan IKN ke PPU.

Baca Juga: Ini Alasan di Balik Berdirinya Petanesia, Organisasi Besutan Habib Luthfi bin Yahya

"Secara ilmiah wilayah IKN sebagian besar tersusun atas batu lempung dengan sisipan batu pasir yang tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air, sehingga menyebabkan run off/air permukaan menjadi besar. Selain itu, potensi banjir juga dapat disebabkan air rob dari arah teluk Balikpapan," jelas Hamid dalam keterangan persnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara menyatakan, banjir ini disebabkan hujan yang terjadi bersamaan dengan pasang tinggi air laut, sehingga mengakibatkan luapan air sungai masuk ke pemukiman warga, terutama yang bermukim di dekat bantaran sungai.

Sebelumnya, sudah ada peringatan dini dari BMKG bahwa akan terjadi hujan sedang hingga lebat dengan intensitas tinggi pada Jumat.

Legislator dapil Jawa Tengah IV ini mengapresiasi BPBD dan instansi terkait lainnya yang telah berusaha membantu warga terdampak banjir di Penajam Paser Utara.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Semarang 21 Desember: Berawan, Ada Potensi Diguyur Hujan Ringan

Ia berharap, banjir serupa tak terjadi lagi dan pemerintah lebih serius menangani persoalan banjir yang telah menyengsarakan warga setempat.

Menurut Anggota Komisi V DPR RI ini, daripada memindahkan IKN, lebih baik pemerintah fokus pada penanganan penurunan muka tanah di seluruh pantai utara Pulau Jawa.
Untuk pemerataan ekonomi dapat dilakukan dengan membuat pusat-pusat ekonomi baru di kawasan lain Indonesia.

Sementara itu, lanjut Hamid, Jakarta sendiri kini terus memperbaiki tata kelola banjir dan sudah jauh berkurang.

Baca Juga: Komitmen Angkat Potensi UMKM dengan Melibatkan Penyandang Disabilitas

Statistik menunjukkan, tahun 2021, curah hujan tertinggi adalah 266 mm/hari yang terjadi pada Februari dengan hanya menyebabkan genangan 4 kilometer persegi dan tidak ada area strategis yang tergenang.

Halaman:

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X