Terowongan Istiqlal-Katedral Ditarget Selesai Agustus, Dibangun dengan Metode Khusus

- Kamis, 3 Juni 2021 | 09:36 WIB
Terowongan Silaturahmi yang menyambungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral. (suaramerdeka.com / dok)
Terowongan Silaturahmi yang menyambungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral. (suaramerdeka.com / dok)

JAKARTA, suaramerdeka.com -  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini tengah menyelesaikan pembangunan Terowongan Silaturahmi yang menyambungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut progres terowongan yang menjadi ikon toleransi antarumat beragama progres sudah tercapai 61 persen dan ditargetkan rampung pada 17 Agustus 2021.

Selain iitu, pembangunan terowongan ini berfungsi memudahkan akses jamaah antar bangunan rumah ibadah untuk memenuhi kebutuhan ruang parkir tanpa mengganggu arus lalu lintas saat ini.

Baca Juga: Tiga Pejabat Eselon II Sekretariat Kabinet Dilantik dan Diambil Sumpah Jabatan

Basuki menjelasakan jembatan penghubung antara dua rumah ibadah ini sebenarnya bisa menggunakan jembatan penyeberangan, tetapi karena faktor keamanan dan keselamatan desain yang dipilih adalah terowongan bawah tanah.

"Ada tiga alternatif sebetulnya bisa jembatan penyeberangan, tapi kan terlalu curam, atau dengan yang lain, kita pilih terowongan yang lebih aman," kata Basuki.

Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti menambahkan desain jembatan selalu memperhatikan keselamatan selama masa konstruksi, terlebih pembangunan terowongan silaturahmi ini berdekatan dengan Masjid Istiqlal dan Gereja Katederal yang merupakan bangunan cagar budaya.

Baca Juga: Desak Segerakan Sekolah Tatap Muka, Nadiem: Tidak ada Tawar-menawar

Dalam pembangunannya, persyaratan teknis keandalan bangunan yang meliputi aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan tetap menjadi prioritas. 

Pembangunan terowongan juga menggunakan metode khusus mengingat kedua bangunan merupakan cagar budaya yang memerlukan perlindungan optimal.

"Keselamatan konstruksi menjadi fokus utama yang harus diterapkan di lapangan, terlebih bangunan Masjid Istiqlal dan Gereja Katederal ini merupakan bangunan cagar budaya yang menjadi kebanggaan negara kita. Harus ada pengawasan dan metode khusus dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan baik untuk pembangunan Terowongan Silaturahmi ini maupun bangunan Masjid Istiqlal dan Gereja Katederal," kata Diana.

Baca Juga: Metrologi untuk Pemulihan Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat di Era Pandemi

Pembangunan Terowongan ini telah dimulai pada 15 Desember 2020 lalu dengan anggaran Rp 37,3 miliar yang dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya, manajemen konstruksi PT Virama Karya dan perencana PT Yodya Karya.

Lingkup pekerjaan meliputi persiapan dan K3 dengan progres 94,46 persen, pekerjaan pembongkaran 97,25 persen, galian tanah dan finishing jalan 85,76 persen, pekerjaan struktur 80,18 persen, pekerjaan arsitektur 35,07 persen, pekerjaan MEP 8,71 persen.

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X