YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Reshuffle kabinet kali ini berbeda dengan sebelumnya yang lebih fokus mengganti sejumlah menteri. Namun sekarang lebih ke arah restrukturisasi organisasi kementerian dan lembaga negara.
Dosen Ilmu Komunikasi UGM sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS), Nyarwi Ahmad PhD mengungkapkan saat ini lebih menunjukkan sebagai reshuffle nomenklatur kementerian dan lembaga negara. Ia menilai sebagai sesuatu yang baru dan bagus.
''Model reshuffle positif untuk menjaga ritme dan kekompakan kinerja para menteri kabinet yang membantu Presiden Jokowi,'' ujar Nyarwi menanggapi reshuffle, kemarin.
Ia menganggap model reshuffle nomenklatur untuk memaksimalkan capaian kinerja kementerian-kementerian yang membidangi sektor-sektor tertentu, khususnya bidang investasi, pendidikan, riset dan teknologi. Tujuannya, lebih maksimal menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional dan daya beli masyarakat di tengah wabah.
Baca Juga: Reshuffle Kabinet, Presiden Jokowi Butuh Menteri Berkinerja Luar Biasa
Ada dua nomenklatur kementerian baru sebagaimana yang sudah disepakati DPR beberapa waktu lalu, yaitu Kemendikbud Ristek dan Kementerian Investasi yang diisi oleh Nadiem Makarim dan Bahlil Lahadalia. Hal ini menunjukkan kepercayaan Jokowi pada Nadiem dan Bahlil makin kuat.
Baca Juga: Pembentukan Kementerian Investasi, Cerminan Komitmen Pemerintah Perbaiki Iklim Investasi
Baca Juga: Jadi Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Siap Sinergikan Investasi dari Dalam dan Luar Negeri
Tunjukkan Inovasi