Peringatan Hari Pahlawan, Sosok Tan Malaka Pencetus Nama Republik Indonesia Ini Menginspirasi

- Rabu, 10 November 2021 | 15:40 WIB
Tan Malaka/Ilustrasi Karawang-Post Pikiran Rakyat)
Tan Malaka/Ilustrasi Karawang-Post Pikiran Rakyat)

Setelah itu, Tan Malaka merantau ke Jawa dan pergi ke Semarang. Di sana, dia ikut Sarekat Islam cabang Semarang dan sempat membangun sekolah di Semarang.

Ada kisah menarik, sebelum diusir dari Hindia Belanda, Tan Malaka juga sempat memimpin Partai Komunis Indonesia (PKI).

Semasa hidupnya, Tan Malaka hidup berpindah-pindah dari satu negara ke negara yang lain, termasuk Rusia yang menguat menjadi Uni Soviet.

Baca Juga: Kena Roasting Kiky Saputri di Lapor Pak!, Anies Akui Puas

Di negara itu, Tan tergabung dalam anggota Comintern (anggota Komunis Internasional).

Ia sempat berselisih dengan penguasa Uni Soviet, Joseph Stalin dan dituduh sebagai Trotskyis.

Sebelum Perang Dunia II, Tan Malaka hidup dalam penyamaran sekitar Asia Tenggara.

Dalam masa-masa itu, ia pun menggunakan banyak nama samaran seperti: Ilyas Husein ketika di Indonesia, Alisio Rivera ketika di Filipina, Hasan Gozali di Singapura, Osorio di Shanghai, dan Ong Song Lee di Hong Kong.

Di akhir masa pendudukan Jepang, dia menyamar sebagai mandor di Banten dan menghabiskan waktu untuk menulis karya besarnya, Madilog.

Di masa revolusi, Tan Malaka dianggap otak dari Peristiwa 3 Juli 1946. Dia menentang hasil perundingan Republik Indonesia dengan Belanda. Saat itu, Tan Malaka menuntut Merdeka 100 persen.

Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan, Taj Yasin Optimistis Indonesia Bisa Lawan Kemiskinan, Kebodohan dan Pandemi Covid-19

Tan Malaka terlibat dalam Persatuan Perjuangan bersama Jenderal Sudirman.

Tan Malaka juga pernah mendirikan Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba).

Partai ini pun pernah ikut Pemilu 1955, namun dibekukan pada tahun 1965.

Akhir kisah hidup Tan Malaka terjadi pada Februari 1949.

Halaman:

Editor: Edyna Ratna Nurmaya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X