SLEMAN, suaramerdeka.com - Fenomena La Nina terpantau muncul sejak September dasarian III 2021.
La Nina yang saat ini dalam skala lemah diperkirakan berkembang menjadi moderat yang akan berlangsung hingga awal tahun 2022.
Kepala Stasium Klimatologi BMKG Mlati Sleman Reni Kraningtyas menjelaskan, La Nina akan memberikan dampak peningkatan curah hujan diatas normal.
Baca Juga: Implementasi MBKM di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Di awal musim hujan bulan Oktober-November 2021, penambahan curah hujan sekitar 60 persen.
Dampaknya masih akan dirasakan sampai dengan Februari tahun depan meski intensitasnya turun sekitar 20-60 persen.
"Perlu diperhatikan walaupun persentase peningkatan curah hujan relatif lebih kecil, namun dampak terhadap potensi bencana hidrometeorologi semakin tinggi, terlebih di puncak musim hujan bulan Januari," papar Reni, Minggu, 7 November 2021.
Pihaknya pun mengimbau para pemangku kepentingan agar sedini mungkin mengantisipasi potensi bencana.
Baca Juga: Transisi Menuju EBT, Pakar Sebut Bukan Isu Utama Negara Maju
Diantaranya dengan mengoptimalkan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk mengantisipasi debit air yang berlebih.
Artikel Terkait
Berdampak Pada Iklim di Bumi, Apa Perbedaan La Nina dan El Nino?
205 Ratusan Bendungan Dikosongkan, Antisipasi Badai La Nina
BMKG: La Nina Tahun 2021 Diprediksi Terjadi Peningkatan Curah Hujan Antara 20 hingga 70 Persen
Diprediksi Terjadi Akhir Tahun, Apa itu La Nina?
Stok Pupuk Subsidi Capai 222 Persen untuk Musim Tanam, Sekaligus Antisipasi La Nina