JAKARTA, suaramerdeka.com - Uji coba keamanan dan efektivitas vaksin Pfizer Inc dan BioNTech SE pada ibu hamil melibatkan 4.000 sukarelawan. Diprediksi uji coba akan selesai pada kuartal keempat 2021
Wakil Presiden Senior Penelitian dan pengembangan klinis vaksin untuk Pfizer, William Gruber, mengungkapkan, uji coba dilaksanakan untuk memastikan keselamatan vaksinasi pada wanita hamil. Berdasarkan data yang ada, wanita hamil dengan Covid-19 memiliki tingkat keparahan penyakit yang lebih tinggi.
"Kami tertarik untuk melakukan ini sejak awal, sehingga orang-orang dapat mengetahui sepenuhnya tentang profil keselamatan," kata Gruber dilansir dari Kata data pada Jumat 19 Februari 2021.
Baca Juga: Pfizer BioNTech Kirim 40 Juta Vaksin Covid-19 untuk Negara Miskin
Ditambahkan Gruber, ibu hamil yang terinfeksi virus Corona juga memiliki tingkat komplikasi kehamilan yang lebih tinggi seperti kelahiran prematur, dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak terinfeksi.
Meskipun, belum bisa dibuktikan vaksin Covid-19 aman untuk mereka, namun, Pfizer menyambut baik keinginan regulator kesehatan Amerika Serikat untuk melakukan uji klinis.
Baca Juga: Ibu Hamil dan Melahirkan Terpapar Covid-19, Ini Upaya Pemkab Kebumen
Meski begitu, regulator AS mewajibkan perusahaan farmasi melaksanakan uji coba vaksin pada hewan yang hamil sebelum diuji pada wanita yang tengah mengandung. Hal itu untuk memastikan vaksin tidak membahayakan janin atau menyebabkan keguguran.
Baca Juga: Catat Ini! Ibu Hamil dan Lansia Sangat Perlu Vaksinasi Covid-19
Pfizer mengklaim uji coba tidak akan menimbulkan risiko baru, justru wanita hamil yang divaksinasi mentransfer antibodi pelindung ke bayi mereka.
Sejauh ini, perusahaan tersebut telah menyuntikkan dosis pertama pada wanita hamil di AS. Secara keseluruhan, uji coba akan menyasar wanita hamil berusia 18 tahun ke atas di Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Brasil, Chili, Mozambik, Afrika Selatan, Inggris, dan Spanyol.
Wanita hamil akan menerima vaksin selama minggu ke 24-34 kehamilan. Suntikan vaksin akan diberikan sebanyak dua dosis dengan jarak 21 hari. Hal itu sama seperti yang diberikan pada masyarakat umum.
Baca Juga: Aturan Baru, Ibu Hamil Diminta Skrining Covid-19 Sebelum Melahirkan
Tak lama setelah melahirkan, peserta yang mendapat plasebo dalam uji coba akan diberi kesempatan untuk mendapatkan vaksin yang sebenarnya dan tetap menjadi bagian dari penelitian.