suaramerdeka.com - Bambu runcing adalah sebilah bambu yang diruncingkan sebagai senjata oleh bangsa Indonesia pada saat melawan penjajah.
Senjata bambu runcing merupakan ide dari Kiai Subkhi asal Temanggung.
Ide itu muncul karena para pejuang kekurangan peralatan perang sementara perjuangan harus tetap berjalan.
Baca Juga: Ade Armando Disorot Usai Singgung Syariat Islam, Seperti Apa?
Bambu runcing pertama kali digunakan ketika pertempuran 10 November sedang berlangsung.
Senjata tersebut menjadi senjata mematikan di tangan para pejuang tanah air sehingga menjadi lambang keberanian dan pengorbanan dalam memerangi tentara sekutu.
Kiai Subkhi mempunyai sebuah pesantren. Saat rakyat sedang bertempur, banyak santrinya yang ikut dalam peperangan tersebut.
Baca Juga: Pola Pergerakan Masa Natal dan Tahun Baru 2022, Begini Perkiraan dari Pakar
Pada saat itulah bambu runcing diperkenalkan sebagai senjata oleh Kiai Subkhi.
Bambu-bambu dikumpulkan diambil para santri dari tegalan. Mereka meruncingkan bambu tersebut hingga menjadi tajam.
Meskipun hanya bersenjatakan bambu, namun senjata sederhana tersebut ditakuti oleh tentara Belanda.
Baca Juga: Mustofa Nahrawardaya Vs Ade Armando Masih Berlanjut, Terkait Syariat Islam dan Murtad
Bagi Belanda, senjata bambu runcing adalah musuh dalam keheningan. Karena bambu runcing tidak mengeluarkan suara apapun saat digunakan namun dapat membuat luka yang serius.
Para penjajah pun mengakui lebih baik mati ditembak daripada terkena bambu runcing.
Luka peluru dapat diobati, sedangkan luka akibat bambu runcing dapat membunuh musuh secara perlahan akibat infeksi.
Artikel Terkait
Kodim dan LVRI Wonosobo Pancangkan Bambu Runcing
KH. Muhaiminan Gunardo, Sang Pendekar Bambu Runcing
Pemancangan Bambu Runcing, Bentuk Penghormatan Pejuang
Syekh Subkhi, Sang Kiai Bambu Runcing