Keren! Program D4 Magang Sambil Kuliah

- Kamis, 4 Februari 2021 | 12:00 WIB
Foto: istimewa
Foto: istimewa

JAKARTA, suaramerdeka.com -  Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto mengatakan untuk meningkatkan kompetensi lulusan vokasi Kemendkbud melakukan upgrading jurusan Diploma 3 (D3) menjadi Sarjana Terapan (D4). Selain itu, program “Fast Track” pada SMK menuju Diploma 2 (D2) dengan hanya menempuh 1,5 tahun pada jenjang Diploma 2 (D2).

Wikan mengatakan konsep Sarjana Terapan (D4) untuk menciptakan lebih banyak supervisor lapangan dan product designer yang sifatnya lebih aplikatif. “D4 itu nanti ada delapan semester, di mana pada semester tujuh dan delapan, peserta didik dapat melakukan dual system (magang sambil kuliah) ini seperti yang dilakukan pada negara maju seperti Jerman,” jelas Wikan.

Dia menekankan kompetensi merupakan kunci utama bagi para lulusan pendidikan vokasi. Lulusan kompeten adalah mereka yang memiliki bekal hard skills, soft skills, dan pendidikan karakter yang berguna pada saat mereka terjun langsung dalam dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Wikan mengatakan guna mewujudkan tersebut, pihaknya mengedepankan konsep Link and Supermatch. Konsep ini mengacu kepada ‘‘pernikahan’’ antara pendidikan vokasi dengan DUDI. Selain itu, “Link and Supermatch” juga menitikberatkan lulusan vokasi pada paket 8+1.

“Di dalamnya mencakup kurikulum, soft skills, visiting teacher expert from industry, ) internship, certificate of competence,  training, applied research, commitment absorbing graduates, dan scholarship/job contract/donation dari industri,” kata Wikan dalam webinar “Sukses Masa Depan melalui Sarjana Terapan”.

Baca juga: Catat! Magang, Solusi Tepat Problem Ketenagakerjaan

Wikan kembali mengingatkan seorang peserta didik harus memiliki passion dan goals saat akan memilih jurusan yang diinginkan. Tanpa keduanya, peserta didik tidak akan mencapai kompetensi yang diharapkan dan hanya masuk ke dalam suatu jurusan karena keterpaksaan. “Ke depannya, Indonesia mampu mencetak lebih banyak peserta didik yang memiliki kompetensi dan dapat bersaing dalam dunia industri nasional maupun internasional,” katanya.

Sementara itu, founder sekolah.mu Najelaa Shihab, salah satu narasumber Webinar itu menyampaikan pentingnya pendidikan vokasi bagi pembangunan bangsa. “Masih banyak masyarakat yang menganggap pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang kurang bergengsi. Padahal, dalam sektor industri peran seorang lulusan pendidikan vokasi sangat diperlukan,” katanya.

Menurut Najelaa, berdasarkan data program karir terdapat delapan bidang yang paling diminati pada pendidikan vokasi. Di antaranya adalah kecantikan, bisnis, desain, tata boga, administrasi, pemasaran, pariwisata, dan teknologi informasi.

Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Asep Saefuddin, memaparkan dalam industri 4.0, terdapat sebuah situasi yang menjadi tantangan Indonesia saat ini yaitu volatility, uncertainty, (VUCA). “Untuk mengisi era industri 4.0 dan dengan berbagai persoalan VUCA, saya yakin pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan vokasi,” tegasnya.

Menurut Asep beberapa kelebihan dari pendidikan vokasi, yakni lebih banyak praktik (hands on learning) dan banyak kegiatan yang berkaitan dengan case base learning serta kunjungan-kunjungan ke lokasi pabrik merupakan kelebihan dari pendidikan vokasi. Di mana kunjungan ini mampu membuat peserta didik lebih memahami ekosistem yang ada pada industri.

Editor: Andika

Tags

Terkini

X