suaramerdeka.com - Hotel Majapahit dulu adalah Hotel Yamato yang menjadi saksi bisu aksi heroik rakyat dalam perobekan bendera Belanda di atas hotel, 19 September 1945.
Peristiwa perobekan bendera Belanda itu berawal dari kemarahan rakyat di Surabaya, karena bendera merah putih di atas Hotel Majapahit atau Hotel Yamato telah diganti bendera Belanda.
Selain itu kegagalan pertemuan Residen Surabaya, Sudirman dengan WVC Ploegman di Hotel Majapahit atau Hotel Yamato yang meminta diturunkannya bendera Belanda, serta berakhir dengan perkelahian.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melandai, KAI Larang Mengobrol di Kabin Kereta Selama Perjalanan
Akibatnya rakyat marah dan mendobrak serta terlibat perkelahian dengan perwakilan Belanda di lobi Hotel Majapahit atau Hotel Yamato.
Sebagian dari mereka, Haryono dan Kusno Wibowo naik ke atas Hotel Majapahit atau Hotel Majapahit, kemudian merobek bendera Belanda pada warna biru dan mengibarkan lagi bendera merah putih.
Beberapa puluh tahun kemudian peristiwa perobekan bendera Belanda di atas Hotel Majapahit atau Hotel Yamato, masih terus dikenang.
Baca Juga: Viral Tagar BKN Sarang Maling, Bongkar Kecurangan Seleksi CPNS
Sehingga Hotel Majapahit yang dulu bernama Hotel Yamato menjadi saksi bisu aksi perobekan bendera Belanda itu.
Hotel Majapahit berada di Jalan Tunjungan Surabaya dan dibangun tahun 1910 oleh Sarkies Bersaudara dari Armenia.
Nama hotel ini sempat berganti nama sampai lima kali sejak dibangun.
Awalnya bernama LMS, kemudian ganti nama jadi Hotel Oranje, terus ganti nama jadi Hotel Yamato, Hotel Hoteru, dan terakhir jadi Hotel Majapahit.
Hotel Majapahit saat ini adalah hotel bintang lima dengan 143 kamar di lantai dasar.
Artikel Terkait
Hari Pahlawan, Begini Kronologi Perobekan Bendera Belanda di Atas Hotel Yamato