suaramerdeka.com - Dalam sejarah peperangan di Surabaya yang mencapai klimaknya pada 10 November 1945, tentu masih ingat dengan insiden perobekan bendera Belanda di atas Hotel Yamato.
Perlu diketahui, insiden perobekan bendera Belanda di atas Hotel Yamato Surabaya itu menjadi awal peperangan yang terjadi di kota pahlawan.
Sebab selanjutnya, setelah insiden perobekan bendera Belanda itu, terjadi peperangan antara Indonesia melawan tentara sekutu.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melandai, KAI Larang Mengobrol di Kabin Kereta Selama Perjalanan
Sebelumnya, mulai 1 September 1945, bendera merah putih ditetapkan sebagai bendera nasional, sehingga seluruh wilayah di Indonesia wajib mengibarkan bendera merah putih.
Begitu pula di Surabaya, rakyat dengan suka cita mengibarkan bendera merah putih, termasuk di atas Hotel Yamato.
Akan tetapi rasa suka cita itu tidak berlangsung lama ketika Belanda telah menurunkan bendera merah putih dan menggantinya dengan bendera Belanda di atas Hotel Yamato tanggal 19 September 1945.
Baca Juga: Viral Tagar BKN Sarang Maling, Bongkar Kecurangan Seleksi CPNS
Hal itu membuat marah rakyat di Surabaya, sehingga sebelum insiden perobekan bendera Belanda terjadi, berlangsung pertemuan antara Residen Surabaya, Sudirman dengan WVC Ploegman perwakilan Belanda di Hotel Yamato.
Sudirman meminta kepada Belanda untuk menurunkan bendera Belanda di atas Hotel Yamato, karena telah menghina kedaulatan Indonesia yang baru merdeka, 17 Agustus 1945.
Artikel Terkait
Satukan Bangsa Melalui Bahasa Persatuan, M Tabrani Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Tujuh Pahlawan Nasional ini Ternyata Seorang Guru
Mochtar Kusumaatmadja Masuk Kandidat Pahlawan Nasional, Berikut Jasa-jasanya
Ziarah Edukasi, Siswa Observasi Taman Makam Pahlawan