JAKARTA, suaramerdeka.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa masyarakat harus siap menghadapi datangnya La Nina antara bulan November 2021 hingga Februari 2022.
Karena BMKG memprediksi La Nina di tahun 2021 ini akan terjadi peningkatan curah hujan antara 20 hingga 70 persen di atas curah hujan normal. Sedangkan curah hujan normal menurut situs BMKG adalah 20 mm/hari.
Pengertian La Nina sendiri adalah La Nina merupakan fenomena perbedaan suhu muka air laut antara Samudra Pasifik bagian tengah (ekuator) dengan wilayah perairan Indonesia.
Baca Juga: Komitmen Perdahukki, Tekan Risiko Dokter Berhadapan Masalah Hukum
Oleh karena itu, suhu muka laut di wilayah Indonesia saat terjadi La Nina menjadi lebih hangat. Kondisi tersebut menyebabkan udara mendorong awan sehingga berdampak pada peningkatan curah hujan.
Maka BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan akan potensi lanjutan dari curah hujan tinggi sebagai dampak dari La Nina. Sebab bisa memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.
Bencana hidrometeorologi itu seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang atau puting beliung ataupun terjadinya badai tropis.
Baca Juga: Pasien Komorbid Berpotensi Long Covid-19, Disarankan Rajin Kontrol
“Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi,” kata kepala BMKG, Dwikorita Karmawati.
Selain itu, Dwikorita juga meminta semua pihak untuk mengantisipasi risiko bencana, terutama di daerah terdampak La Nina, seperti melakukan pencegahan dan mitigasi bencana.
Artikel Terkait
Masyarakat Belum Paham Antisipasi Bencana La Nina di Masa Pandemi
Jawa Tengah Diminta Waspadai Fenomena La Nina, Curah Desember Meningkat hingga 40 Persen
Hujan Deras Mulai Sering Turun, PDIP Ajak Rakyat Waspadai La Nina
205 Ratusan Bendungan Dikosongkan, Antisipasi Badai La Nina