Pimpinan Tidak Dapat Menjadi Tauladan Jajarannya, Tindakan Tegas Kapolri Sudah Menanti

- Jumat, 29 Oktober 2021 | 06:15 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menghadiri penutupan pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Dikreg ke-61 dan Sespimma Polri Angkatan ke-66, di Lembang. (suaramerdeka.com / Humas Polri)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menghadiri penutupan pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Dikreg ke-61 dan Sespimma Polri Angkatan ke-66, di Lembang. (suaramerdeka.com / Humas Polri)

JAKARTA, suaramerdeka.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan, secara tegas akan menindak pimpinan apabila tidak mampu menjadi tauladan bagi jajarannya, serta ke depannya masih melanggar aturan.

Kapolri juga menambahkan, ada sanksi tegas untuk seluruh personel yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, atau melanggar aturan yang ada.

Kapolri menegaskan, tindakan tersebut dilakukan untuk kebaikan Korps Bhayangkara ke depannya.

Hal itu dikata Kapolri saat menghadiri penutupan pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Dikreg ke-61 dan Sespimma Polri Angkatan ke-66, di Lembang, Jawa Barat, Rabu, 27 Oktober 2021.

Baca Juga: Peresmian Grha Jenderal Ahmad Yani, Asgeprindo Berharap Event Gairahkan Ekonomi

“Namun terhadap anggota yang melakukan kesalahan dan berdampak kepada organisasi maka jangan ragu melakukan tindakan. Kalau tak mampu membersihkan ekor maka kepalanya akan saya potong."

"Ini semua untuk kebaikan organisasi yang susah payah berjuang. Menjadi teladan, pelayan dan pahami setiap masalah dan suara masyarakat agar kita bisa ambil kebijakan yang sesuai,” kata Sigit. 

Kapolri menambahkan, seorang pemimpin harus mau turun ke bawah untuk mendengarkan secara langsung aspirasi dari masyarakat dan anggotanya.

Pemimpin yang kuat, kata Sigit, akan mampu menciptakan rasa saling menghormati antara pimpinan dan jajarannya.

Baca Juga: Teknologi KJAB temuan Prof Sapto Purnomo Dikembangkan Luas, Dukung Pembudidayaan Perikanan Berkelanjutan

Sigit menekankan, dalam menjalankan tugas, pemimpin tidak boleh mudah terpancing emosinya, sehingga dapat berpengaruh pada tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat.

“Turun langsung ke lapangan agar tahu apa yang dirasakan masyarakat dan anak buah. Jaga emosi, jangan terpancing. Emosi mudah meledak akan akibatkan perbuatan yang tidak terukur. Apalagi diberikan kewenangan oleh undang undang maka tindakan tidak tersebut akan berpotensi menjadi masalah,” ujar eks Kabareskrim Polri ini.

Menurut Sigit, pemimpin harus mampu menjadi teladan bagi semua pihak. Sebagaimana, semangat dari lahirnya konsep Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan).

Sigit menyatakan, konsep Presisi akan bisa dirasakan oleh masyarakat dan internal kepolisian, apabila benar-benar diimplementasikan dengan baik. Dengan melaksanakan gagasan itu, maka Polri akan menjadi institusi yang semakin diharapkan oleh masyarakat Indonesia.***

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X