BERITA tentang lonjakan yang terinfeksi virus korona pada akhir-akhir ini (melampaui angka 5.000 kasus per hari), tampaknya hanya membuat kita kaget sesaat saja. Rasa ingin hidup normal yang sekarang tumbuh begitu kuat di masyarakat, mulai melunakkan kekhawatiran terhadap ancaman virus tersebut. Murid-murid sudah rindu memakai seragam, bertemu dan bercengkrama dengan teman-temannya. Beberapa sekolah sudah mulai mencoba membuka kelas dengan protokol kesehatan yang ketat.
Belajar dengan cara daring ternyata menyisakan banyak cerita, kurang variatif, kurang jelas, dan monoton. Bahkan bagi sebagian dosen, mengajar daring kurang optimal dalam menyampaikan pesan. Mereka tidak bisa melihat dinamika aktivitas para mahasiswanya. apakah mereka serius mendengarkan atau hanya sekedar syarat sah saja agar tetap bisa absen. ”Kekuasaan” dosen dalam mengajar tereduksi dengan sistem daring. Kreativitas memahami materi tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Harapan untuk kembali pada kehidupan yang normal kini mulai terbuka. Sebuah berita gembira diumumkan Pfizer, pembuat obat dari Amerika Serikat (9/11) tentang vaksin anti Covid-19 yang dinilai efektif. Vaksin yang dikembangkannya bersama BioNTech, pembuat obat dari Jerman, telah berhasil melindungi 9 orang dari 10 orang yang divaksin dari serangan Covid-19. Para sukarelawan divaksin dua kali, pada Juli dan Oktober.
Pertanyaan Menggantung
Terdapat 40 ribu yang telah mendapat suntikan vaksin, hanya 94 orang yang masih terserang vaksin covid 19. Vaksin Pfizeer terdiri dari material genetic mRNA, terbungkus partikel sangat kecil dan diinjeksikan ke tubuh manusia. Materi mRNAmenstimulasi sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi yang melindungi dari serangan virus penyebab Covid-19. Tidak ada efek serius dari vaksin terhadap mereka yang mendapat Vaksin Pfizer selama 6 minggu percobaan. Dalam tulisannya di New York Times, Arthur Allen, editor Keiser Health News, mempertanyakan beberapa hal yang belum mendapat jawaban yang jelas dari pembuat obat. Pertama, berapa lama kemampuan vaksin melindungi pasien dari serangan Covid-19. Umumnya vaksin akan mendapat rekomendasi dari lembaga obat dan makanan AS (FDA) setelah diketahui efektif melindungi minimal satu atau dua tahun. Pfizer juga tidak membuka informasi, dari sukarelawan yang divaksin, berapa yang meninggal dan apakah termasuk yang berusia lebih dari 65 tahun dan mempunyai penyakit bawaan. Pertanyaan lain, apakah vaksin masih efektif jika harus melalui pengiriman yang butuh waktu lama.
Vaksin Pfizer membutuhkan suhu udara rendah. Perjalanan panjang dikhawatirkan mengurangi efektivitas vaksin karena sulit menjaga suhu stabil sepanjang perjalanan. Vaksin Pfizer harus berada dalam kondisi di bawah 100 berajat Fahrenheit di bawah nol. Arthur juga mempertanyakan apakah pengumuman keberhasilan Vaksin Pfizer tidak terlalu prematur jika disebut paling baik dan bisa digunakan segala usia. Masa pancaroba telah membuat perubahan revolusioner dalam bergaul dan bekerja.
Beberapa istilah baru muncul dan kini menjadi budaya dalam bekerja antara lain WFH (Work From Home), WFO (Work From Office), dan webinar (seminar model web). Di lingkungan pemerintahan, rapat dilakukan dengan model webinar atau pun kombinasi daring dan luring. Segmentasi fungsi masing-masing staf terdefinisi secara jelas. Hal ini terlihat dalam setiap rapat atau pembuatan keputusan publik, mereka yang terlibat langsung akan mengikuti rapat secara luring, sedangkan untuk institusi yang sifatnya hanya pendukung saja, biasanya diundang secara daring. Banyak hal positif yang diperoleh dari perubahan model bekerja yang terjadi selama pandemi ini.
Dari prosesnya, terdapat beberapa elemen yang hasilnya lebih baik yaitu waktu rapat lebih tepat, rapat tidak bertele-tele karena dibatasi kuota sehingga langsung membahas materi-materi yang urgen dan perlu penanganan cepat, tidak membutuhkan konsumsi, energi yang digunakan lebih sedikit karena waktu rapat lebih cepat.
Pada sisi lain, dampak perubahan model juga mempunyai indikasi yang mengurangi esensi rapat, antara lain kesungguhan peserta mengikuti agenda rapat belum seoptimal rapat luring.
Bekerja pada masa pandemi juga telah membantu kita untuk memisahkan jenis-jenis pekerjaan yang bisa dilakukan dengan cara WFH atau harus WFO. Bagi sebagian kelompok karyawan WFH sering diniati sebagai waktu bekerja sambil berlibur. Namun, tanpa disadari, bekerja dengan model WFH telah membangun kembali komunikasi keluarga yang lebih intens, menggali potensi kewirausahaan yang selama ini tertutupi oleh sibuknya pekerjaan dan meningkatkan interaksi dengan tetangga di sekitar kita. WFH juga membuat komunikasi menjadi lebih intens dengan pimpinan, karena lebih sering dihubungi tanpa sekat-sekat psikologis yang sering muncul saat interaksi secara luring.
Apakah model-model bekerja seperti itu akan tetap berlangsung pada saat kita tidak khawatir lagi dengan kebangkitan virus corona karena telah ada vaksin yang menimbulkan kekebalan populasi atau kah hanya akan menjadi bagian dari sejarah kehidupan kita?
Bekerja pada masa normal, akan membawa kita kembali pada presensi yang membutuhkan kehadiran fisik. Tanpa ada kajian khusus yang memastikan bahwa model kerja WFH atau interaksi daring tidak mengurangi output yang ditargetkan atau pun mengurangi dampak yang diinginkan, mungkin saja WFH atau webinar akan lenyap sejalan dengan lenyapnya kemampuan virus corona. Di lingkungan birokrasi, masa pandemi menyebabkan pemerintah melakukan refocusing anggaran sehingga hanya tersisa kurang dari 30%, selebihnya digunakan untuk penanganan penyebaran Covid- 19. Hal ini ternyata tidak mengubah semangat birokrasi untuk bekerja keras mencapai target, walaupun sebagian target sudah disesuaikan.
Orientasi bekerja tidak sepenuhnya mengandalkan pada ketersediaan anggaran tetapi pada kemampuan para birokrat membangun strategi bekerja yang lebih hemat dan efektif tanpa mengurangi essensi tujuan kegiatan tersebut. Pada 2021, penerimaan pendapatan pemerintah dari pajak masih sulit untuk kembali seperti 2019 sehingga dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan tidak akan optimal. Hal yang sama akan dihadapi oleh perusahaanperusahaan swasta yang mengandalkan bisnisnya dari dorongan permintaan rumah tangga.
Dalam situasi demikian, dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang tidak menyerap biaya besar. Perjalanan dinas dan konsumsi mungkin akan bisa lebih dihemat, jika model bekerja di masa pandemi tetap menjadi bagian dari sistem bekerja di masa normal. Saatnya memang kita berubah. (56)