The Great Depression, Pandemi Covid-19, dan Komunitas Difabel

Biro Muria
- Minggu, 1 November 2020 | 14:04 WIB

BLORA, suaramerdeka.com- Komunitas Difabel Blora Mustika (DBM) meluncurkan program gerakan koin peduli ummat. Melalui gerakan itu, para penyandang disabilitas di Kabupaten Blora, Jawa Tengah ingin menghimpun dana untuk pembangunan kantor Sekretariat DBM.
Meski diluncurkan saat pandemi Covid-19, namun pengurus DBM optimistis gerakan tersebut akan berhasil. Impian selama hampir 10 tahun untuk memiliki kantor sendiri diyakini akan bisa terwujud. DBM menargetkan pembangunan kantor yang juga akan dijadikan pusat kegiatan itu selesai dalam jangka waktu 12 bulan. ‘’Sudah lama kami mengimpikan mempunyai kantor sekretariat sendiri. Kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi kantor itu akan dibangun. Meski saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19, kami optimistis bisa segera terwujud,’’ ujar Ketua DBM Muhammad Abdul Ghofur, Minggu (1/11).

Bukan tanpa alasan pembangunan kantor DBM harus segera dimulai. Menurut Gus Ghofur, sapaan akrab Abdul Ghofur, sudah bertahun-tahun DBM menumpang kantor sekretariat di rumah salah seorang pengurus DBM, Kandar, di Desa Kamolan, Kecamatan Blora. Selain sebagai kantor, rumah tersebut dijadikan pula sebagai pusat kegiatan pelatihan keterampilan membantik dan juga tempat pertemuan. Menurutnya, DBM Blora sejak berdiri pada 2011 hingga kini berkembang pesat dengan kemandirian beragam usaha keterampilan. DBM menghimpun tidak kurang dari 6.767 orang anggota. Mereka adalah penyandang disabilitas seperti tuna rungu, tuna wicara, tuna netra, tuna daksa, tuna grahita dan lain sebagainya. ‘’Kami butuh kantor sekretariat tetap sebagai pusat kegiatan kami,’’ tegasnya.

Gus Ghofur yang didampingi sejumlah pengurus DBM menceritakan, DBM beberapa pekan lalu mendapatkan bantuan sebidang tanah lengkap dengan sertifikatnya atas nama Difabel Blora Mustika. Bantuan diberikan Ubaidillah Rouf salah seorang pengusaha properti di Blora. Penyerahan bantuan itupun diwarnai isak tangis para pengurus DBM. Spontan mereka juga sujud sukur di lokasi sebidang tanah di perumahan Kavling Green Gabus Luxury di Jalan Blora-Randublatung KM 3 atau di sebelah selatan Pasar Rakyat Blora Sido Makmur. Tanah di petak nomor 30 itu berukuran 13,1x10,8x9,3x10,8 meter. ‘’Kami berfikir inilah momentum tepat untuk memulai pembangunan kantor. Kami musyawarah dengan pengurus lainnya dan disepakati dibentuk panitia pembangunan. Kemudian kami luncurkan gerakan koin peduli ummat itu,’’ ungkap pria yang kedua kakinya diamputasi setelah mengalami kecelakan kerja pembangunan sekolah di tempatnya mengajar pada 2006.

Gus Ghofur yang lahir di Blora 10 Oktober 1984 mengatakan, sebelum dimulainya gerakan koin peduli ummat, pengurus dan anggota DBM pada 2018 menggulirkan iuran bulan. Dalam program itu terkumpul dana Rp 15 juta. Menurutnya, uang iuran itulah yang akan digunakan sebagai modal awal pembangunan kantor. Selain itu, akan disisihkan pula hasil penjualan berbagai barang keterampilan yang diproduksi DBM. Dia memperkirakan pembangunan tersebut membutuhkan dana Rp 500 juta. ‘’Kami meluncurkan program gerakan koin peduli ummat pada 17 Oktober 2020. Kami share di media sosial seperti facebook dan youtube. Kami sediakan jenis bantuan yang bisa dipilih donatur tetap. Misalnya uang tunai Rp 50 ribu hingga Rp 500 ribu perbulan. Bisa juga bantuan bahan material,’’ kata Gus Ghofur.
Pusat Kegiatan

Sriyono Abdul Qohar, salah seorang pengurus DBM menambahkan, selain sebagai kantor, gedung yang akan dibangun itu nantinya juga akan dipakai untuk tempat pertemuan. Selain itu, dibangun pula ruang pelatihan keterampilan seperti membantik serta bengkel kaki dan tangan mekanik (palsu, red). Menurutnya, sebagian dari difabel di Blora beberapa tahun lalu telah mendapatkan bantuan kaki dan tangan mekanik. Hanya saja jika kaki dan tangan palsu itu mengalami kerusakan, mereka harus memperbaikinya keluar daerah seperti di Solo ataupun di Yogyakarta. Jika ada bengkel perbaikan kaki dan tangan palsu di Blora, mereka tidak perlu lagi keluar daerah untuk memperbaikinya. ‘’Kantor sekretariat yang baru nanti akan menjadi pusat kegiatan para penyandang disabilitas di Blora,’’ tandasnya.   

Mahbub Junaidi, salah seorang panitia pembangunan kantor DBM menambahkan, pengurus dan anggota DBM sangat antusias memiliki kantor sendiri. Dia menceritakan, setelah bantuan sebidang tanah diterima, tercetus ide memulai pembangunan kantor. Mahbub yang juga pegawai negeri sipil (PNS) di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Blora menyatakan, meski pandemi Covid-19 masih melanda, namun tidak menjadi penghalang untuk memulai pembangunan gedung yang direncanakan terdiri dari dua lantai tersebut. ‘’Saya sendiri kagum pada semangat rekan-rekan DBM. Mereka mengatakan kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi. Mereka sangat antusias mendirikan kantor sekretariat tetap,’’ tandas pria yang selama ini dikenal aktif pendampingi kegiatan DBM.  

Dia menyilakan siapapun, baik perorangan, pihak swasta maupun lembaga pemerintah menjadi donatur program gerakan koin peduli ummat. Donatur bisa menghubungi nomor whatsapp 085290700524 atau mengirimkan bantuan uang ke rekening Difabel Blora Mustika di nomor  0010-01-010439-53-1 (BRI) dan 2-095-04015-5 (Bank Jateng). Di kepanitiaan pembangunan kantor DBM, Mahbub didaulat menempati seksi penggalian dana. ‘’Ada kontraktor yang siap membangunnya. Sekarang kami fokus dulu bagaimana menggali dana untuk pembangunan kantor tersebut,’’ ujar Mahbub.

Beberapa hari setelah gerakan koin peduli ummat diluncurkan, bantuan pun mulai berdatangan. Tak hanya uang. Bantuan bahan material seperti batu dan pasir langsung dikirim ke lokasi pembangunan oleh sejumlah donatur. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, DBM pun aktif melaporkan donasi yang masuk melalui medsos facebook DifabelBlora Mustika. Tak hanya itu. Perkembangan aktifitas pembangunan, rutin diupload di facebook lengkap dengan foto-fotonya. Melalui pelaporan digital itu, komunitas DBM ingin memegang teguh kejujuran sebagaimana kata bijak Bapak Proklamator, Bung Hatta ‘’Tak ada harta pusaka yang sama berharganya dengan kejujuran’’.
Optimisme para difabel untuk mewujudkan mimpi saat perekonomian terpuruk sebagai dampak Covid-19, tak ubahnya seperti semangat Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt. Presiden yang dikenal pula sebagai penyandang disabilitas karena mengidap penyakit polio itu berhasil mengatasi krisis ekonomi terbesar di dunia yang disebut dalam sejarah dengan ‘’The Great Depression’’. Melalui program dan gerakan ‘’New Deal’’ yang diluncurkannya, Franklin Delano Roosevelt yang menjabat presiden 1933-1945 dinilai sukses memulihkan kembali perekonomian negara yang dipimpinnya.

Semangat komunitas difabel Blora untuk membangun kantor diapresiasi Wakil Bupati Blora H Arief Rohman. Dia menyatakan komitmennya untuk memberikan dukungan dan bantuan. ‘’Kita apresiasi gerakan tersebut. Kita akan dukung. Semoga DBM makin bermanfaat untuk anggota DBM dan masyarakat,’’ ujar H Arief Rohman. (Abdul Muiz)

Editor: Biro Muria

Terkini

X