SUARAMERDEKA.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa sekarang ini BUMN terlalu sering mendapatkan proteksi sampai akhirnya membuat mereka tak berani berkompetisi.
“Berkompetisi tidak berani, bersaing tidak berani, mengambil resiko tidak berani," ungkap Presiden saat memberi arahan kepada para Direktur Utama BUMN di Hotel Meruorah Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), beberapa waktu lalu.
Karena BUMN yang terlalu sering diproteksi, Jokowi mengungkapkan pada akhirnya perlu diberi suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN).
Baca Juga: Mardani Ali Sera: Pemindahan Ibu Kota Negara Tidak Menyelesaikan Masalah
“Sehingga kalau yang lalu-lalu BUMN-BUMN terlalu sering kita proteksi, sakit, tambahin PMN (Penyertaan Modal Negara), sakit, kita suntik PMN. Maaf telalu enak sekali,” ucap Presiden Jokowi dikutip dari pikiran-rakyat.com, Sabtu 16 Oktober 2021.
Presiden Jokowi juga menanyakan bagaimana cara profesionalisme BUMN mampu dijalankan jika terus seperti itu.
Kritikan Presiden Jokowi ini menuai tanggapan dari salah satu politisi ternama Indonesia, Fahri Hamzah.
Baca Juga: Berhasil Turunkan Kasus Covid-19, Ini Skema Pemerintah Hadapi Gelombang Tiga Covid-19
Melalui akun twitter pribadinya, Fahri Hamzah menanggapi hal tersebut.
Fahri Hamzah menuturkan bahwa kritikan Presiden Jokowi terhadap BUMN sudah jelas tetapi tidak tertangkap juga maksudnya oleh pejabat terkait.
“Keluhan presiden @jokowi sejelas ini jika tidak tertangkap juga, keterlaluan lah pejabat terkait,” tulisnya dalam akun twitter pribadinya @Fahrihamzah.
Fahri Hamzah juga merasa heran terhadap pihak BUMN yang tidak mewujudkan mimpi Presiden Jokowi tentang BUMN.
Fahri Hamzah juga menuturkan, “Saya heran kenapa bisa mimpi presiden tentang BUMN tidak ada yang mewujudkan malah persoalan dibiarkan bertele-tele dan berlarut-larut.”
(Mg1)***
Artikel Terkait
Transformasi BUMN Harus Tetap Berjalan di Tengah Pandemi, Presiden: Ini Menjadi Keharusan
Dominasi BUMN Tidak Sejalan dengan Keterbukaan untuk Pemulihan Ekonomi
Empat BUMN Pelindo Digabung, Presiden: Akan Jadi Sebuah Kekuatan Besar