BANDUNG, suaramerdeka.com - Selain gempa darat, jenis endapan di wilayah terdampak gempa darat berkekuatan 4,8 di Karangasem, Bali pada Sabtu 16 Oktober 2021 dinihari juga turut memberikan pengaruh sehingga kerusakan tak terhindarkan. amplifikasi ini memperparah efek guncangan yang terjadi.
"Endapan alluvium dan batuan kuarter yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa," kata Kepala PVMBG, Andiani dalam keterangannya.
Dijelaskan, wilayah yang terletak dekat dengan sumber gempa bumi seperti Kabupaten Karangasem dan Bangli, terutama daerah Kintamani, Penelokan, Bangli, Kubu, dan Rendang pada umumnya merupakan pegunungan dan perbukitan landai hingga terjal, dan sebagian merupakan pedataran.
Baca Juga: Sukses Raffi karena Sosok Ini: Dia Udah Sabar dan Punya Toleransi
Morfologi perbukitan yang terjal itu mengalami pelapukan sehingga berpotensi terjadi gerakan tanah longsoran ketika dipicu oleh guncangan gempabumi kuat di daerah tersebut. Longsor dilaporkan terjadi pula akibat gempa darat tersebut.
Menurut data Badan Geologi, daerah Karangasem dan Bangli terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi sampai menengah. Berdasarkan zona kerentanan gerakan tanah, sebagian besar daerah Bangli pun termasuk dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah.
Dengan demikian, daerah ini rawan terjadi gerakan tanah pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, dan tebing jalan, atau jika lereng mengalami gangguan.
Baca Juga: 5 Ucapan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Bahasa Inggris, Lengkap dengan Artinya
Daerah-daerah yang mengalami kerusakan tersebut, berdasarkan amatan mereka, sebagian besar berada pada lereng dengan kemiringan sekitar 30 derajat dan termasuk dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah.
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman, maka kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif di sekitar lokasi pusat gempa bumi.
Dalam kaitan itu, PVMBG meminta masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan yang kekuatannya semakin mengecil.
Mengingat kejadian gempa bumi ini mengakibatkan bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, longsoran, dan runtuhan batu (rockfall), penduduk diminta waspada apabila terjadi retakan tanah pada bagian atas bukit yang berbentuk melingkar ke arah lembah, karena dapat memicu terjadinya gerakan tanah yang dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Artikel Terkait
Lompatan Inovasi BMKG: Terus Sempurnakan Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Tsunami
Papua Barat dan Yogyakarta Diguncang Gempa, Tidak Berpotensi Tsunami
Perhatikan Hal Berikut Ini Bila Terjadi Gempa Bumi
Gempa Bumi di Kabupaten Pacitan Jadi Trending Twitter, Warganet Khawatir Terjadi Tsunami
Gempa Bumi di Kabupaten Pacitan, BMKG Sebut Wilayah Selatan Terbentuk Kluster Seismisitas Aktif
Gempa Bumi di Kabupaten Pacitan, BMKG Imbau Masyarakat Pahami Konsep Evakuasi Mandiri
Gempa Bumi di Kabupaten Pacitan, Sudah Terjadi Empat Kali dalam Sejarah