JAKARTA, suaramerdeka.com - Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), M Hasan Chabibie menjelaskan bahwa tahun ini Ki Hajar hadir dengan format yang berbeda. Hadir dengan tampilan yang berbeda, hadir dengan kreativitas juga yang berbeda, kalau di tahun sebelumnya dilaksanakan secara offline di 34 provinsi seluruh Indonesia.
"Jadi semangat Ki Hajar, aktivitas Ki Hajar kita lakukan namun secara virtual secara online dengan tetap melibatkan dinas pendidikan, provinsi kabupaten kota, kawan-kawan Balai Telkom, guru dan adik-adik di seluruh Indonesia namun secara virtual," kata M Hasan Chabibie dalam peluncuran Ki Hajar 2020 secara daring di Jakarta, Kamis (23/7).
Satu hal yang menurutnya menarik pada kesempatan event 2020 kali ini adalah lahirnya generasi-generasi Kihajar. "Lahirnya anak-anak muda yang memang secara habit anda semua sudah digital native. Adik-adik kita ini semua yang memperagakan pantomin, baca puisi, atau MC tadi itu mereka adalah anak-anak zamannya," jelasnya.
Mereka, lanjut Chabibie, adalah generasi yang besar dengan sekian ekosistem teknologi yang sudah di ada di kanan kirinya. Sementara kita orang tua, guru adalah generasi sebelumnya. "Jadi saya menyambut baik semangat Ki Hajar 2020 lebih khusus lagi yang dibahas pada hari ini bertepatan dengan hari anak nasional tanggal 23 Juli sebagai bentuk ekspresi generasi zaman ini," tukasnya.
Sebagai bentuk apresiasi bahwa adik-adik kita ini tidak bisa lepas dari perangkat teknologi, dan ini tentunya sebagai sebuah momentum untuk kita mempersiapkan peserta didik untuk sanggup beradaptasi dengan zaman.
"Insyaallah ke depan juga akan lahir generasi-generasi unggulan yang siap menyambut Indonesia emas tahun 2045 nanti. Dan yang terakhir, kepada Kepala Dinas, Balai Telkom, Atdikbud kemudian juga lebih khusus sahabat-sahabat saya guru semua dari seluruh Indonesia untuk mohon bisa dibantu disosialisasikan event Ki Hajar tahun 2020 ini," imbuhnya.
