UMKM Harus Memaksa Diri Gunakan Platform Digital

- Rabu, 1 Juli 2020 | 20:06 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

BANDUNG, suaramerdeka.com - Menjalani masa adaptasi kebiasaan baru (AKB), UMKM mempunyai pilihan yang tak bisa ditolak yakni keharusan menggunakan platform digital dalam kegiatan transaksinya. 

Dalam catatan Kementerian Koperasi dan umkm, mereka menargetkan bisa menambah 2 juta umkm yang beralih ke online. Dengan demikian, total usaha kecil yang beralih ke digital mencapai 10 juta umkm.

Menurut Asdep Permodalan Kementerian Koperasi dan UKM, Fixy, penggunaan platform digital itu nantinya diproyeksikan menjadi jaminan bagi usaha yang ingin berkembang namun terkendala modal.

"Karena itu kan otomatis data transaksinya kelihatan, aktivitas usahanya terekam secara digital, ketika butuh uang bisa dipakai sebagai jaminan sehingg diharapkan tak merepotkan perbankan, cukup data transaksi onlinennya dibuka," jelasnya dalam webinar umkm Tangguh Ekonomi Tumbuh di era AKB yang digelar BI Jabar, Rabu (1/7).

Baca Juga: Len Industri Jaga UMKM Bandung Raya, Pantang Kibarkan Bendera Putih

Dengan kebutuhan transaksi online yang semakin berkembang, katanya, langkah itu diharapkan bisa memberikan dukungan yang optimal bagi umkm. Pasar pun, terutama dari kalangan milenial juga terus berkembang dan cenderung jauh dari cara-cara biasa.

Dorongan pun dilontarkan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Baginya, penggunaan platform merupakan sebuah keharusan. Terlebih pada masa AKB yang menghadirkan pergeseran perilaku konsumen karena pembatasan mobilitas dan kekhawatiran akan risiko kesehatan.

"umkm mesti memiliki ketangguhan, salah satunya harus memaksakan penggunakan sistem digital dalam usahanya. Di Jabar,  jumlah umkm yang merambah ke digital baru 17 persen, ini di atas rerata nasional 13 persen, jadi mereka perlu segera hijrah untuk digitalisasi usahanya," katanya.

Berdasarkan data pihaknya, jumlah umkm yang terdampak Covid-19 mencapai 37 ribu. Selain didorong ke sentuhan digital, pihaknya pun akan mengarahkan mereka untuk mulai menangkap peluang usaha yang mempunyai prospek selama pandemi.

"Dalam situasi disrupsi, peluang tetap ada di antaranya pasar dan belanja online, jasa pengantaran barang, bisnis makanan beku, sekolah kursus online, produk fashion untuk masker dan face shield, kemudian kebutuhan jamu herbal, rempah-rempah yang akan seperti new cappuccino, hingga aktivitas wisata bersifat personal, bukan ramai-ramai, ini peluang besar," kata Ridwan Kamil.

Senada dengan RK, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta sepakat bahwa kunci untuk bertahan bagi umkm selama pandemi adalah cepat beradaptasi atas sejumlah penyesuaian yang dilakukan.

"Harus cepat melakukan pemulihan, begitu melihat peluang, dengan memulai akselerasi, mempercepat inovasi yakni dengan memanfaatkan ekosistem digital," tandasnya.

Pihaknya pun mulai mengapresiasi sejumlah terobosan yang dilakukan Pemda dengan menjembatani pasar tradisional untuk menjawab kebutuhan masyarakat secara online. "Kami pun nantinya akan memberikan data hub mengenai integrasi umkm digital, kita olah, hasilnya dikembalikan lagi untuk pengembangan mereka," katanya.

Editor: Rosikhan

Tags

Terkini

X