YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Masyarakat memerlukan informasi yang jelas dan terbuka mengenai virus korona. Bahkan, masyarakat juga perlu mengetahui sebaran virus di Indonesia agar bisa mengantisipasi dan menjaga diri dan lingkungan secara lebih baik.
''Keterbukaan sangat penting bagi masyarakat supaya mereka bisa melakukan langkah antisipasi secara mandiri. Keterbukaan tidak akan membuat panik dan justru memperkuat kepercayaan masyarakat pada pemerintah,'' tandas pakar teknologi informasi Universitas Islam Indonesia (UII) Ismail Fahmi PhD di kampusnya, kemarin.
Ia menyampaikan hal itu berdasarkan data yang masuk yang diolahnya dari percakapan di media sosial. Hal utama yang menjadi perhatian serius masyarakat yakni kepercayaan. Kepercayaan bisa positif tapi juga dapat negatif. Yang jelas, kepercayaan menduduki peringkat pertama.
Kepanikan justru bukan menjadi hal yang utama dalam keseharian masyarakat. Prosentase percakapan yang menyinggung kepanikan jauh lebih sedikit dibandingkan kepercayaan. Karena itu ia mendorong pemerintah supaya terbuka menyampaikan informasi sehingga masyarakat benar-benar memahami dan mengetahui yang harus dilakukan. Ia menyampaikan itu menjelang kuliah perdana tentang Pemanfaatan Big Data untuk Pengembangan Keunggulan Industri di Indonesia.
Satu Pintu
Keterbukaan yang dilakukan menurut Fahmi tetap harus dari satu pintu seperti yang selama ini berlangsung. Tidak semua orang, dalam hal ini pemerintah daerah, bisa menyampaikan informasi terkait korona. Informasi satu pintu menuntut Pemerintah Pusat memiliki data yang selalu baru dari waktu ke waktu berdasarkan laporan dari daerah yang juga harus selalu terbaru.
''Idealnya informasi tentang virus korona memang satu pintu, ada di Pemerintah Pusat. Pemerintah punya sumber daya yang cukup untuk membuat sistem informasi yang selalu update, benar dari seluruh daerah. Gunakan big data yang akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan,'' imbuh pendiri Drone Emprit and Media Kernels Indonesia tersebut.
Ia membeberkan berdasarkan data yang diperolehnya, sudah bisa dikategorikan yang menjadi kebutuhan masyarakat yang terjadi melalui percakapan di media sosial. Ini memberi gambaran mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan.
Peta sebaran terkait erat dengan ketersediaan logistik. Hal itu menurut Chief Financial Officer (CFO) Pos Logistik Indonesia, Dr Zaroni penting bagi pemerintah untuk melihat kebutuhan masyarakat pada saat terjadi wabah. Big data akan menggambarkab secara jelas kebutuhan logistik yang diperlukan masyarakat di daerah tertentu yang bisa jadi berbeda dengan daerah lain.