JAKARTA, suaramerdeka.com - Universitas Sahid (Usahid) Jakarta ikut membantu pemerintah dalam mensosialisasikan kepada masyarakat terkait bahaya virus corona (Covid-19) yang berasal dari Wuhan, China.
Sosialisasi itu dilakukan dalam bentuk Talk Show bertema Mitos Vs Fakta Virus Corona yang digelar kampus setempat, Rabu (26/2). Kegiatan yang merupakan rangkaian Dies Natalis Usahid ke-32 ini, menghadirkan sejumlah pembicara. Antara lain Ahli Patologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Prof drh Agus Setyono MS PhD APVet dan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran UIN dan UPN, dokter Sri Dhuny Atas Asri SpP FISR dengan moderator Dosen Prodi Gizi Usahid, Megah Stefani SGz MSi.
Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Usahid, Dr Ir Iman Basriman yang didaulat membuka kegiatan mengatakan, pihaknya selalu megikuti perkembangan masalah kesehatan yang ada di Indonesia maupun dunia. Karena itu, tema virus corona dianggap pas untuk diperbincangkan pada Talk Show dengan mengundang pemateri yang ahli di bidangnya masing-masing. "Ini adalah bentuk kepedulian Usahid terhadap peristiwa yang saat ini terjadi," kata Iman.
Dokter Sri Dhuny memaparkan mengenai bahaya virus corona yang saat ini sudah menyebar ke 29 negara. Menurut dia, meski Indonesia belum terjangkit penyakit tersebut, namun masyarakat diminta tetap waspada. "Diharapkan tetap tenang dan waspada, sering-sering mencuci tangan karena mungkin orang yang pegang kursi, meja atau pintu terkena virus, lalu kita ikut pegang. Ini antisipasi biar kita tidak tertular barangkali di situ ada virus," ungkap Sri Dhuny.
Dia menjelaskan, terdapat beberapa jenis virus corona yang berbahaya yang penularannya melalui hewan tertentu. "Namun virus tersebut jika terkena matahari dalam dua menit akan mati. Yang bahaya adalah, lanjut dia, jika virus itu menempel dalam tubuh manusia. Karenanya, perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko," kata dokter Sri Dhuny.
"Jangan berpergian ke daerah terjangkit, hindari kontak dengan orang yang berasal dari daerah terjangkit, hindari orang dengan gejala infeksi saluran saluran napas bisa batuk atau pilek, dan terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," katanya.
Virus corona ini diduga penularannya dari hewan, terutama kelelawar. Karena itu, dalam Talk Show yang diikuti seluruh civitas akademika Usahid tersebut, dokter Agus Setyono meminta masyarakat selalu menggunakan alat pelindung diri jika bersentuhan dengan hewan liar. "Selain itu, hindari makanan buah yang masak pohon yang sudah dimakan oleh hewan liar. Ini sebagai upaya untuk meminimalisasi risiko," ujar Agus.
Buah yang masak di pohon, lanjut Agus, rentan dimakan oleh kelelawar. Menurutnya, jika buah digigit hewan tersebut, kemungkinan terpapar virus lewat air liur bekas gigitan. Oleh karenanya, meski buah itu terasa manis, maka sebaiknya dibuang.
"Kelelawar itu punya insting yang tajam merasakan buah mana yang manis dan yang tidak. Jika manis, pasti akan dimakan lalu
ditinggalkan. Sebaiknya buang saja buah seperti itu, karena liur pasti menancap. Lalu apakah kemudian tertular (virusnya) atau tidak, tidak tahu tapi berisiko dan kemungkinan potensi bahaya ada,"" terangnya.
Sejauh ini, orang yang terpapar virus corona usianya beragam, mulai sembilan bulan hingga lanjut usia. Namun, mereka yang tak bisa
diselamatkan, rata-rata di atas usia 60 tahun dan itupun memiliki riwayat penyakit lain seperti kanker, gagal ginjal, kencing manis.