Inovatif, Puskesmas Bonang 2 Panen Penghargaan

Andika
- Rabu, 29 Januari 2020 | 05:54 WIB
PENDAMPINGAN PEDAGANG JAMU : Tenaga Kesehatan Kefarmasian Puskesmas Bonang 2, Nur Haryati berfoto bersama para pedagang jamu tradisonal Desa Jatimulyo. (suaramerdeka.com / Hasan Hamid)
PENDAMPINGAN PEDAGANG JAMU : Tenaga Kesehatan Kefarmasian Puskesmas Bonang 2, Nur Haryati berfoto bersama para pedagang jamu tradisonal Desa Jatimulyo. (suaramerdeka.com / Hasan Hamid)

BERBAGAI inovasi dilakukan Puskesmas Bonang 2 Kabupaten Demak mengantarkannya mendapatkan sejumlah penghargaan hingga nasional. Puskesmas ini pun kini menjadi tempat studi banding puskemas daerah lain.

Lokasi puskesmas tersebut memang berada di perdesaan, yakni Desa Serangan, Kecamatan Bonang. Namun demikian tidak menjadi halangan untuk bisa berprestasi. Puskesmas yang dipimpin Indah Kusumati SSIT SKM MKes tersebut pada tahun 2019 sedikitnya mendapat lima penghargaan.

Di antaranya penghargaan dari Pemprov Jateng sebagai juara 1 puskesmas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama atau puskesmas berprestasi, kemudian juara tiga tenaga kesehatan teladan bidang kesehatan masyarakat dan juara 1 tingkat nasional tenaga kesehatan kefarmasian. Juga penghargaan tingkat kabupaten puskesmas kreatif dan inovatif serta juara lomba budaya kerja tingkat Kabupaten Demak.

Indah menuturkan, terdapat 15 inovasi yang diterapkan di puskemas tersebut. Salah satunya adalah inovasi program yang diberi nama Cengkraman Mata Elang.
Program tersebut untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Penamaan Cengkaraman Mata Elang diartikan sebagai cara para kader dan tenaga kesehatan di puskesmas Bonang 2 agar tajam dan jeli dalam melihat ibu hamil, bersalin dan nifas sehingga dapat memberi pelayanan kesehatan memadai.

Guna mendukung itu, semua tenaga kesehatan, kader dan posyandu diberi pelatihan kemudian digerakan dan diwajibkan menggunakan aplikasi Cengkraman Mata Elang untuk melaporkan kondisi kesehatan warga di setiap RW. Melalui aplikasi tersebut semua ibu hamil, balita, remaja dan lansia terdata sehingga memudahkan untuk mengetahui peta kesehatan masyarakat di wilayahnya dan termasuk mengambil langkah yang diperlukan.

"Alhamdulillah program ini bisa menekan AKI dan AKB. Tahun ini tidak ada kematian ibu melahirkan dan kematian bayi hanya ada dua. Padahal tahun-tahun sebelumnya AKB antara tujuh hingga delapan bayi," katanya.

Puskesmas juga menjalin kerja sama dengan desa melalui desa siaga. Dari 10 desa di wilayahnya, delapan di antaranya telah memiliki mobil siaga yang dipergunakan untuk keperluan transportasi bantuan kesehatan bagi warga. Puskesmas membuat program kunjungan sehat, yakni berupa kunjungan ibu-ibu hamil, lansia atau remaja putri dari satu desa ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan menyeluruh.

Dalam hal pelayanan rutin di puskesmas, proses pendaftaran hingga pelayanan medis menggunakan fasilitas yang sesuai era sekarang. Seperti antrean memakai mesin, kartu member atau kartu pasien berbarcode. Cara tersebut mempercepat proses pelayanan, yang tadinya memerlukan dua hingga lima menit menjadi kurang dari satu menit. Melalui kartu pasien berbarcode juga mudahkan dokter para tenaga kesehatan mengetahui riwayat atau histori kesehatan pasien sehingga menanganan medis bisa tepat.

Jamu Tradisional

Inovasi lainnya adalah melakukan pembinaan, pendampingan dan pelatihan terhadap pedagang jamu tradisional. Seperti dilakukan tenaga kesehatan kefarmasian Puskesmas Bonang 2, Nur Haryati yang mendampingi pedagang jamu di Desa Jatimulyo, Kecamatan Bonang.

Tidak kurang dari 17 pedagang jamu keliling dilatih agar dalam membuat jamu yang memenuhi standar kesehatan. Mulai dari menjaga kebersihan selama proses produksi, pemakaian alat, hingga takaran atau komposisi serta khasiat masing-masing tanaman obat tradisional. "Dulu para pedagang jamu kurang memperhatikan aspek higienitas, sekarang semua sudah berubah lebih baik," terangnya.

Selain mengikuti pelatihan, para pedagang jamu gendong tersebut juga mendapat buku saku untuk memudahkan mereka memahami kandungan dan manfaat masing-masing jenis tanaman jamu. Pendampingan tersebut mengantarkan Nur Haryanti menjadi tenaga kesehatan kefarmasian teladan tingkat nasional dan mendapat penghargaan dari Menteri Kesehatan tahun 2019.

Inovasi lainnya bernama Kisah Cinta Remaja (KCR) yakni pelayanan kesehatan dan bimbingan khusus remaja. Pelayanan terpadu khusus untuk pasien remaja ini bukan hanya pada masalah sakit secara fisik tetapi juga terdapat pelayanan konseling.

Editor: Andika

Terkini

X