JAKARTA, suaramerdeka.com - Inovasi terhadap hasil temuan Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof Dr Titik Taufikurohmah, tentang nanogold terus dilakukan.
Setelah sebelumnya dimanfaatkan dalam proses penyembuhan penderita kusta dan kanker di Surabaya, kini sedang diujicobakan agar dapat dipemanfaatkan untuk meningkatkan imun tubuh.
Cakupan uji coba juga tidak diperluas hanya di Surabaya, tapi diperluas di Kab. Bogor, tepatnya di Pondok Pesantren Nurul Iman, Parung.
“Kebetulan kami punya kenalan di Pondok Pesantren Nurul Iman dan pimpinan pondok tidak jika santri dan warganya disuntikan nanogold untuk meningkatkan imun tubuh,” kata Titik Taufikurohmah, Minggu (12/9).
Baca Juga: Seleksi Tilawah Qur'an di Maluku, Jateng Siap Ikuti Semua
Dikatakan Titik, kegiatan di Ponpes Nurul Iman telah dilakukan sebanyak kali kedua. Hasilnya menurut pengakuan para santri dan warga ponpes yang telah menerima penerapan sebelumnya, mengatakan, jika tubuhnya merasa lebih bugar dan bugar setelah disuntikan nanogold.
Sebelumnya telah diujicobakan di Surabaya tepatnya di kawasan Gunung Anyar, tiap bulannya sejak Mei 2021, diadakan nanogold sedikitnya terhadap 303 lebih warga.
Ini dilakukan untuk melawan Covid-19. Juga di Kab. Kediri, tepatnya di Kecamatan Pare, sebanyak 201 warga, dilakukan hal sama.
Dikatakan Titik, kegiatan penyuntikan nanogold dilakukan menyusul keberhasilan gerakan sebelumnya yang dilakukan dengan cara meminum air nanogold, pada awal-awal pandemi Covid-19 tahun 2020.
“Ini bukan vaksin, ini biasa dengan nanogold yang terbukti dapat meningkatkan imun tubuh sehingga bisa terbebas dari paparan Covid-19,” katanya.
Baca Juga: Akses Desa Kemambang dan Desa Wirogomo Terhubung
Selain dapat memberikan peningkatan imun, bonus dalam suntik nanogold adalah kulit menjadi lebih sehat, halus, dan cerah.
“Tahun lalu saya sudah melakukan ini tapi dengan cara diminum dan efeknya signifikan dalam meningkatkan imun, karena itu kini dikembangkan dengan cara menyuntikkan sehingga hasilnya bisa lebih efektif lagi,” katanya.
Dijelaskan Titik, ia melakukan kegiatan penyuntikan untuk mengantisipasi masuknya varian baru Covid-19 yang sifatnya konon lebih agresif dengan daya tular lebih cepat.
"Jadi saya berpikir saat ini pilihannya injeksi darah yang langsung berdampak pada pengenceran darah dan antioksidan, antivirus untuk menjaga tubuh secara langsung, dengan metode penyuntikan maka tidak menunggu lagi masuk sistem pencernaan baru beredar lewat pembuluh," katanya.
