YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Varian Mu atau B1621sebagai penyebab Covid-19 tidak lebih ganas dibandingkan dengan varian delta.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyebutkan varian Mu sebagai kategori variant of Interest (VoI) atau yang perlu mendapat perhatian tidak seperti varian Delta yang masuk kategori Variant of Concern (VoC) atau yang perlu diwaspadai.
Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, dr Gunadi SpBA PhD mengungkapkan hal itu menanggapi keberadaan varian baru Covid-19 yakni varian Mu.
Ia mengatakan meskipun varian itu belum terdeteksi di Indonesia, perlu langkah antisipasi.
Pasalnya varian Mu bisa menyebabkan penurunan kadar antibodi karena infeksi ataupun vaksinasi.
Baca Juga: Eks Pelatih Sarawak FA Diisukan Bakal Pelatih PSIS Gantikan Dragan
''Hasil riset awal menunjukkan varian Mu menyebabkan penurunan kadar antibodi netralisasi karena infeksi alamiah maupun vaksinasi, serupa dengan varian Beta. Namun demikian masih diperlukan penelitian lebih lanjut,'' ujar Gunadi.
Perlu Pengetatan
Ia mengatakan hingga saat ini varian baru virus corona penyebab Covid-19 yakni B.1.621 atau varian Mu belum terdeteksi di Indonesia.
Ia menyarankan perlu pengetataan pintu masuk ke Indonesia agar tidak sampai menyebar luas seperti varian Delta.
Namun demikian bagi mereka yang sudah pernah terpapar Covid-19 atau pun yang sudah mendapat vaksin sudah memiliki kekebalan alami.
Baca Juga: PTM di Sleman, Tunggu Kebijakan Kepala Daerah
''Kekebalan alami yg ditimbulkan oleh infeksi alamiah pasti ada, tapi seberapa besar bisa melindungi dari risiko terinfeksi varian lain diperlukan riset lebih lanjut,'' tandasnya.
Kekebalan alami yang sudah terinfeksi walau belum vaksin, sama halnya mengukur mengukur efektivitas vaksin terhadap suatu varian dengan melakukan riset terlebih dahulu.
Artikel Terkait
Varian Mu belum Ditemukan di Indonesia, Wiku Mengacu Data WGS