Diperingati Setiap Tanggal 24 Maret, Berikut Sejarah Peristiwa Bandung Lautan Api

- Jumat, 24 Maret 2023 | 07:30 WIB
Monumen Peristiwa Bandung Lautan Api, Tegalega, Bandung (Bandung.go.id)
Monumen Peristiwa Bandung Lautan Api, Tegalega, Bandung (Bandung.go.id)

BANDUNG, suaramerdeka.com - Peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi 77 tahun silam tercatat baik dalam sejarah perjuangan bangsa.

Setiap tahunnya, pada tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Peringatan Bandung Lautan Api.

Bandung Lautan Api adalah salah satu momen bersejarah pada masa revolusi Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan di tahun 1945.

Baca Juga: Bayern Muenchen Pecat Julian Nagelsmann Sebagai Pelatih, Tunjuk Thomas Tuchel Sebagai Pengganti

Dikutip dari kemdikbud.go.id, awal mula terjadinya insiden pembakaran seluruh isi kota tersebut dikarenakan adanya kedatangan pasukan sekutu yang masuk ke Indonesia pada akhir 1945.

Pada tanggal 12 Oktober 1945, sekutu yang dipimpin oleh Kolonel MacDonald bersama brigadenya tiba di Indonesia.

Tentu dalam rombongan pasukan tersebut telah diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administratie).

Baca Juga: Bunga Cinta Zodiak Virgo, Aries, Leo, Jumat 24 Maret 2023: Perselisihan di Hubungan Romantis, Cek perasaan

Pihak sekutu meminta agar seluruh warga sipil untuk menyerahkan senjata kepada polisi, pengecualian berlaku untuk TKR (Tentara Kemanan Rakyat) dan pejuang.

Situasi terus memanas hingga terjadi bentrok antara pasukan sekutu dan TKR pada 24 November 1945, dimana pihak Indonesia melakukan serangan ke markas-markas sekutu.

Pasca terjadi serangan tersebut, Kolonel MacDonald memberikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat.

Baca Juga: Jangan Salah Lagi! Ini Menu Takjil yang Sehat untuk Berbuka Puasa, Sayang-sayang Perut Kosong Seharian Kalau..

Ultimatum tersebut berisikan perintah untuk mengosongkan wilayah Bandung Utara dari warga sipil maupun TKR selambat-lambatnya pada pukul 12.00, di tanggal 29 Novemer 1945.

Bandung Utara menjadi wilayah sekutu dan Belanda, sedangkan Bandung Selatan menjadi wilayah otoritas Indonesia.

Merespons adanya peringatan tersebut, pihak Indonesia dalam hal ini TKR dan pejuang kemudian mendirikan pos gerilya di beberapa titik.

Halaman:

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X