Gaya Hidup Mewah Pejabat Disorot Usai Kasus Mario Menyeruak, Sosiolog UGM: Ini Seperti Fenomena Gunung Es

- Selasa, 28 Februari 2023 | 08:24 WIB
Kasus Mario Dandy membuat gaya hidup mewah pejabat disorot. (Twitter: @LenteraBangsaa_)
Kasus Mario Dandy membuat gaya hidup mewah pejabat disorot. (Twitter: @LenteraBangsaa_)

YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio putra pejabat Ditjen Pajak, Rafael Alun Trisambodo turut menguak gaya hidup mewah para pejabat.

Bisa dikatakan, Mario Dandy Satrio kerap memamerkan kekayaan dan gaya hidup mewah di media sosial.

Kini seiring dengan munculnya kasus Mario, masyarakat mulai menyoroti gaya hidup mewah para pejabat di Ditjen Pajak.

Baca Juga: Kemenag Kota Semarang Sosialisasikan Layanan Online bagi Lembaga Pendidikan Keagamaan, Ini yang Baru

Menilik hal itu, Sosiolog UGM, Dr. Andreas Budi Widyanta, S.Sos., M.A., menilai gaya hidup mewah yang ditunjukkan pejabat. ibarat fenomena gunung es.

Bukan hanya di Ditjen Pajak saja, praktik-praktik serupa diduga masih terjadi di kalangan pejabat lainnya.

“Ini seperti fenomena gunung es, yang kelihatan baru puncaknya saja sementara di bawah lautan jumlahnya banyak dan belum teridentifikasi," kata dia dikutip dari laman resmi UGM.

Baca Juga: TETO Jakarta Ingin Kerja Sama Pariwisata Taiwan-Indonesia, Antara Lain Wisata Halal

"Inilah yang menyebabkan kenapa ketimpangan ekonomi bangsa menganga lebar,” jelas Andreas Budi, Senin 27 Februari 2023.

Di era saat ini gaya hidup yang memosisikan aspek-aspek materialisme sebagai penanda seseorang memiliki gaya hidup lebih dari yang lain kian terlihat jelas.

Dengan begitu penumpukan basis material menjadi bagian dari eksistensi seseorang untuk menunjukkan kepada dunia akan kelas sosial elite berbeda dengan kebanyakan orang.

Baca Juga: Kondisi David Terkini Diungkap Paman: Respon Meningkat, Belum Sadar Maksimal, Seperti Bayi

Tidak sedikit yang akhirnya masuk ke dalam perangkap besar liberalisasi ekonomi, konsumerisme, dan gaya hidup elite.

“Gaya hidup semacam itu membawa dampak berat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Jadi tidak pernah punya kepekaan, ada begitu banyak orang yang sumber keuangan negara akan dihabiskan dengan perlombaan gaya hidup seperti itu. Apalagi itu pejabat publik, seharusnya lebih bersahaja,” paparnya.

Halaman:

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X