Gus Muhaimin Terima Mandat 'Budal Gus' dari Laskar Jateng Ijo Royo-royo

- Selasa, 21 Februari 2023 | 16:58 WIB
Ketua Umum DPP PKB Dr H Abdul Muhaimin Iskandar MSi mengukuhkan Laskar Ijo Royo-royo yang dipimpin Ketua DPW PKB Jateng KH M Yusuf Chudlori dalam "Mandat Rakyat untuk Jateng Ijo Royo-royo" di Kota Semarang. (foto dok DPW PKB Jateng)
Ketua Umum DPP PKB Dr H Abdul Muhaimin Iskandar MSi mengukuhkan Laskar Ijo Royo-royo yang dipimpin Ketua DPW PKB Jateng KH M Yusuf Chudlori dalam "Mandat Rakyat untuk Jateng Ijo Royo-royo" di Kota Semarang. (foto dok DPW PKB Jateng)

SEMARANG, suaramerdeka.com - DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah terus memanaskan mesin partai jelang Pemilu 2024.

Sebanyak 3.875 kader dikumpulkan dalam satu konsolidasi bernama Mandat Rakyat untuk Jateng Ijo Royo Royo.

Mandat Rakyat langsung diberikan kepada Ketua Umum DPP PKB Dr H Abdul Muhaimin Iskandar MSi untuk menjadi Pemimpin Nasional pada Pemilu 2024.

Selain itu, DPW PKB Jateng menargetkan menang Pemilu Legislatif, dan Pilkada yang akan datang.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah mengukuhkan Laskar Jateng Ijo Royo-royo.

Laskar yang berjumlah 3000 kader ini terdiri atas berbagai elemen.

Dikukuhkan langsung oleh Ketua Umum DPP PKB Dr Abdul Muhaimin Iskandar, di Semarang, Senin (23/2).

Hadir anggota DPR RI, DPRD Jateng, DPRD Kabupaten/Kota dari PKB di Jateng.

Termasuk para bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) Pemilu 2024. Serta laskar dari masing-masing kecamatan se Jawa Tengah.

Hadir pula, Dewan Syuro PKB KH Badawi Basyir dan KH Zaim Ahmad, Sekretaris DPW PKB Jateng H Sukirman, Ketua LPP Syarif Abdillah, serta seluruh pengurus DPW.

Ketua DPW PKB Jateng KH M Yusuf Chudlori mengatakan, pembentukan laskar ini merupakan salah satu ikhtiar untuk menyongsong Pemilu 2024, selain perangkat pemilu yang lain yang sudah siap.

"Kita akan meneruskan semangat laskar Hizbullah yang dulu bergerak di Jateng Jatim. Pemilu 2024 kita tentukan bersama-sama demi PKB yang nomor satu," katanya.

Sosok yang akrab disapa Gus Yusuf ini kemudian menguraikan kondisi Jawa Tengah. Mulai tingginya kemiskinan di Jateng yang masih 10,93 persen atau sekitar 3 juta jiwa.

Bahkan beberapa kabupaten, masuk kategori ekstrem.

"Angka kematian ibu juga sangat tinggi. Termasuk stunting, kurang gizi. Tentu kita ingin tetap ngaji, tapi tetap ngurusi anak-anak," tegasnya.

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X