ERA boyband mungkin memang sudah berlalu. Tapi Westlife masih mempertahankan cirinya sebagai boyband itu dengan tampil live track dan tentu saja tidak akan membawa kelompok band pengiring. Bagi sementara pemburu tontonan live, mungkin ini akan sedikit mengecewakan. Tapi bagi kebanyakan pecinta boyband, tentu hal itu tak menjadi persoalan. Esensinya hanya satu: menghibur.
Konser Westlife The Twenty Tour 2019 akhirnya memang mencapai tataran itu: menghibur. Bahkan seperti dikatakan promotornya Anas Syahrul Alimi (Rajawali Indonesia), tiket dengan harga jutaan rupiah itu laku keras. "Westlife telah membuat kami terasa seperti 'pecah telor' saat menggelarnya di Semarang," kata Anas.
Dalam kesempatan konferensi pers yang sama, Dr Supriyatno MBA, Direktur Utama Bank Jateng selaku sponsor mengatakan, bahwa pihaknya optimistis, ke depannya Semarang akan menjadi pasar bagus untuk pertunjukan intenasional setelah melihat sukses penjualan tiket Westlife ini.
Westlife (Shane Filan, Mark Feehily, Kian Egan dan Nicky Byrne) selama pertengahan 2019 ini melakukan perjalanan memori merayakan kejayaan mereka selama 20 tahun di percaturan musik dunia. Itu dilakukan setelah mereka absen tujuh tahun. Di Indonesia, mereka yang membawa kru sekitar 14 orang dengan peralatan (bukan piranti musik) sendiri saat tampil di Jakarta, Palembang, Magelang dan Semarang. Di ibu kota Jateng itu adalah konser penutup pada rangkaian tur mereka.
Kelemahan dari sebuah kemasan live track itu, selalu akan sama dalam setiap putaran penampilan dari kota ke kota. Beberapa gimmick yaitu penonjolan bagian-bagian kecil agar performa mengesankan, juga akan selalu sama. Misalnya mengajak salah satu penonton perempuan untuk tampil di panggung yang dipilih secara acak. Saat tampil di Sam Poo Kong, Semarang akhir pekan lalu, penonton yang beruntung didaulat naik ke atas pangung adalah Nadia, warga Jakarta.
Nomor pembuka "Swear It Again" yang ditampilkan secara akapelis untuk bebetapa detik memang sanggup membuat ribuan penonton ingin menikmati boyband asal Irlandia ini sampai berakhir. Karena setelah itu, mereka memang menggelontorkan banyak hits mereka sejak 1999 sampai awal 2000-an. Mereka membawakan lebih dari lima lagu hits dari album mereka yang pertama Self-Titled yang dirilis 1999 dan album kedua Coast to Coast (2000). Di antaranya ada "My Love", When You're Looking at That","Fool Again", "If I Let You Go", dan tentu "Sware It Again" sampai nomor orang lain "I have a Dream," atau You Raise Me Up".
Berbagi Peran
Soal atraksi panggung, Westlife dan seperti umumnya boyband lain ya, pasti akan begitu begitu saja. Urusan koreografi memang tidak menjadi yang utama bagi mereka. Hanya bedanya, semakin mereka berumur, tampaknya tidak ada dominasi (leading star), jika di Westlife selama ini ada pada diri Shane Filan, atau pada boyband lain seperti N'SINC ada pada Justin Timberlake. Kali ini, Westlife pun memberi peran lebih pada personel lain seperyi Nicky, Mark dan Kian.
Menonton konser live track memang berbeda rasa dengan menonton live show. Keunikan dari sistem live track ini adalah mereka hanya butuh kematangan pada harmonisasi vokal masing-masing personel. Hal yang mereka butuhkan adalah adanya keselerasan antara musik, grafis, lampu ELD, karena itu mereka membawa perlatan pendukung non-musikal itu termasuk alat video demografik untuk mengatur LED dan wireless khusus menyesuaikan karakter masing-masing suara mereka yang berbeda.
Bagi penonton yang tidak mengikuti fenomena boyband, saat menonton Westlife ini, dipastikan hanya akan menunggu pemampilan mereka saat menggelontorkan nomor-nomor perkasa milik supergrup Queen dalam format medley. "Another One Bites the Dust", "Radio Gaga", "I Want to Break Free", "Somebody to Love", "Don't Stop Me Now" dan "We Will Rock You". Menghibur? Mudah-mudahan.