YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Tuduhan kecurangan yang ditujukan pada para petugas pemilu membuat mereka tertekan dan bekerja dalam suasana tidak nyaman. Tudingan kecurangan jauh-jauh hari dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu bisa berakibat fatal bahkan sampai pada tekanan yang berujung kematian.
Pengamat politik UGM, Dr Abdul Gaffar Karim mengungkapkan hal itu ketika bersama tim kelompok kerja menyampaikan paparannya mengenai kejadian sakit dan meninggalnya petugas pemilu 2019. Ia menilai ada tekanan cukup besar pada para petugas jauh sebelum pemilu.
''Pemilu masih jauh dan belum ada apa-apa tetapi tudingan kecurangan sudah dilontarkan. Ini membuat tekanan batin kuat dalam diri petugas sehingga mereka bekerja dalam suasana tertekan, tidak nyaman,'' tandas Gaffar di Digillib Cafe UGM, kemarin.
Fenomena luar biasa itu membuat ia dan teman-teman di kampus dari berbagai disiplin ilmu membuat kelompok kerja untuk melakukan penelitian. Penelitian fokus pada kejadian meninggalnya para petugas dan juga mereka yang sakit. Kendati demikian ia menegaskan berbagai kejadian selama pemilu bukan alasan untuk mendeligitimasi pemilu. Pemilu sudah berjalan baik meskipun di sana-sini banyak kekurangan karena ini pertama kali dalam sejarah Indonesia berlangsung pemilu serentak.
Kurang Sempurna
Dekan Fisipol UGM, Dr Erwan Agus Purwanto MSi pada kesempatan itu mengatakan meninggalnya para petugas pemilu bisa jadi karena banyak faktor. Ia melihat sistem rekrutmen petugas dan pengecekan kesehatan sepertinya hanya formalitas sehingga tidak diketahui secara pasti kondisi kesehatan petugas. Mereka tidak menduga beban kerja akan sangat berat, tidak seperti pemilu-pemilu sebelumnya.
''Para petugas pemilu harus mendapat apresiasi yang tinggi, pengorbanannya luar biasa dengan honor yang jauh dibandingkan dengan beban kerjanya. Memang ada yang kurang sempurna dalam pemilu serentak pertama ini dan ke depan semoga ada mekanisme yang lebih baik,'' ujar Erwan sembari menegaskan tidak ada alasan membatalkan pemilu atau mendeligitimasi hasil pemilu.
Pada saat yang sama, Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Prof dr Ova Emilia MMed Ed PhD SpOG(K) menjelaskan pihaknya akan membantu kelompok kerja melakukan penelitian mengenai jatuhnya korban jiwa dan sakit. Menurutnya banyak hal yang bisa menjadi penyebab kematian yang orang tidak menduga sebelumnya. Kelelahan bisa menjadi faktor langsung dan tidak langsung.
''Orang yang sudah terbiasa dengan beban kerja berat berbeda tingkat kelelahannya dengan orang yang setiap harinya punya beban kerja sedikit. Ini yang kadang-kadang tidak disadari kemudian menyimpulkan sendiri lantas digoreng menjadi isu politik,'' tutur Ova.
Pakar psikologi yang juga Dekan Fakultas Psikologi, Prof Dr Faturochman MA melihat beban kerja petugas pemilu memang sangat berat ditambah dengan tudingan kecurangan yang sudah dilontarkan jauh sebelum pemilu. Ini menjadikan mereka bekerja dalam tekanan, tidak bisa sejahtera selama bekerja. Ia berpendapat seharusnya para petugas bekerja dalam suasana menyenangkan dalam pesta demokrasi yang menggembirakan sehingga bebas dari tekanan pihak manapun.