TEMANGGUNG, suaramerdeka.com - Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) IX Temanggung mengaku beberapa waktu belakangan telah kehilangan sekitar 800 kilogram getah karet.
"Kami telah berulangkali kehilangan getah karet. Getah yang kami punya dicuri orang, bukan getah sisa. Karena memang belum waktunya diambil oleh para penyadap," ungkap Asisten Kebun PTPN IX Kebun Sukamangli, Samsuni.
Hal itu disampaikan Samsuni saat memberikan keterangan kepada awak media saat ungkap kasus di Mapolres Temanggung, kemarin. Dua pelaku melakukan pencurian getah karet di area perkebunan milik PTPN IX Temanggung, di Kebun Sukamangli, Desa Bojongrejo, Kecamatan Bejen.
"Jadi para pelaku memang mengambilnya pagi sama sore. Jadi gak ada istilah getah sisa sadapan," ujarnya.
Sementara para pelaku mengaku terdesak kebutuhan ekonomi untuk biaya sekolah anak. Seorang warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Bejen, Temanggung, Suud Setiyawan (50) menampik, tindakan yang dilakukannya bukan mencuri, melainkan hanya mengambil sisa karet yang sudah diambil.
"Saya dari ekonomi lemah pak. Butuh uang untuk biaya sekolah anak," ujarnya.
Dia menuturkan, niatnya memang pihaknya hanya ngelelesi (mengambil sisa-red), bukan mencuri. Suud merupakan tersangka pencurian getah karet di area PTPN IX Temanggung. Tepatnya di Kebun Sukamangli, Desa Bojongrejo, Kecamatan Bejen.
Suud ditetapkan sebagai tersangka bersama seorang lainnya bernama Ngadiso (49), warga Desa Selosabrang, Kecamatan Bejen.
Lebih lanjut Suud menjelaskan, getah karet yang diambil merupakan sisa-sisa yang telah disadap oleh para pekerja di perkebunan setempat, sehingga dia menyangkal perbuatannya itu bukan pelanggaran hukum atau merupakan tindak kriminal.
"Saya gak tahu pak, saya menyesal. Benar saya ekonomi lemah, tapi tak ingin berbuat kriminal," katanya sembari menangis.
Lebih lanjut Suud mengaku mempunyai tiga orang anak. Anak bungsunya saat ini masih duduk di bangku kelas VIII atau dua sekolah menengah pertama (SMP). Sementara, dua anak lainnya sudah tak sekolah.
"Yang nomor dua putus sekolah, karena dulu gak ada biaya. Rencanaya, getah karet itu akan dijual seharga Rp 4.000 per kilogram. Harga itu jauh di bawah harga pasaran getah karet yang mencapai Rp 16.000 per kilogram," beber dia.
Tersangka lainnya, Ngadiso menuturkan getah itu rencananya akan dijual kepada pengepul.
"Saya tahunya harganya ya segitu," ucap dia.