WONOSOBO, suaramerdeka.com - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirto Aji Wonosobo melakukan gerakan pembuatan sumur resapan di lingkungan sumber mata air dan internal karyawan. Hal itu dilakukan guna menjadi tempat penampungan air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Dengan membuat sumur resapan, beberapa fungsi bisa didapatkan antara lain, pengendali banjir, mencegah bencana longsor dan menyimpan air agar tidak mengalami kekeringan.
Direktur Teknik PDAM Tirta Aji Wonosobo, Suparno mengungkapkan, pembuatan sumur resapan di sekitar mata air diharapkan dapat meningkatkan produksi mata air. Hal itu dilakukan serentrak di 31 lokasi mata air di seluruh Wonosobo. "Selain di lokasi mata air, kami bakal mengajak seluruh karyawan juga membuat sumur resapan di lingkungan tempat tinggalnya," ujar Suparno, saat agenda rumatan di Sumber Mata Air Mudal Mojotengah, Wonosobo, Rabu (30/1) pagi.
Menurut dia, rumatan sengaja digelar sebagai salah satu upaya untuk merawat sumber mata air di Wonosobo. Kegiatan dilakukan dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) PDAM ke 43. Selain pembuatan sumur resapan di sekitar sumber mata air, turut dilakukan penanaman pohon, bedah rumah, pemberian tali asih di 10 panti asuhan, donor darah dan tasyakuran. Acara rumatan digelar bersama para pimpinan dan Dewan Pengawas PDAM Tirta Aji Wonosobo.
"Rumat sumber mata air kami lakukan secara serempak di 31 lokasi. Kegiatan ini digelar hasil dari evaluasi pada musim kemarau tahun yang lalu, di mana hampir seluruh sumber mata air rata-rata per tahun turun sampai tiga persen. Rumatan ini berkaitan erat hubungan antara manusia dan alam. Selaku perusahaan pengelola dan pendistribusi air untuk memenuhi hajat hidup orang banyak, jadi kami punya tanggung jawab yang besar atas kelestariannya," tutur dia.
Dikatakan, setiap tahun penurunan debit mata air memang cenderung naik. Hal ini akibat dari pemanasan global, kerusakan alam akibat galian c, penggundulan hutan dan berkurangnya resapan air. Dari 31 sumber mata air kapasitas mencapai 2.807 liter per detik, namun pada saat kemarau lalumenyusut 562,19 liter per detik menjadi 2.244,81 liter per detik. Namun pihaknya dituntut untuk melayani sekitar 88.000 sambungan rumah di 16 cabang di wilayah PDAM Wonosobo.
"Sumber mata air yang debit airnya mengalami penurunan cukup signifikan, antara lain sumber mata air Mudal di Kecamatan Mojotengah, dari sebelumnya saat musim hujan mencapai 250 liter per detik, turun menjadi 122,85 liter per detik. PDAM Wonosobo masih murni mengambil air dari sumber alami dan belum mengelola air dari hasil olahan. Namun kami tengah memikirkan bagaimana bisa mempunyai lokasi pengolahan," tutur dia.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas PDAM Tirto Aji, Bambang Laras Nyoto, mengharapkan program tersebut menjadi agenda berkelanjutan dan perlunya selalu mengedukasi masyarakat untuk lebih peduli pada lingkungan sekitar. "Kegiatan ini sangat bagus, harus terus dilakukan. Jangan sampai Wonosobo sebagai kabupaten yang dikenal airnya sangat melimpah namun malah kekurangan air saat kemarau," ujarnya.