MTC Jateng : Promosi Wisata Religi Harus Diubah, Jangan Hanya Getok Tular

- Selasa, 10 Januari 2023 | 22:12 WIB
          FGD bertema Wisata Religi, Mengapa Tidak?, di Lantai 17 Menara Suara Merdeka, Jl Pandanaran 30 Semarang, Selasa (10/1/2023) yang digelar MTC Jateng dan SMN dan MUI                      (SM/Maulana M Fahmi)
FGD bertema Wisata Religi, Mengapa Tidak?, di Lantai 17 Menara Suara Merdeka, Jl Pandanaran 30 Semarang, Selasa (10/1/2023) yang digelar MTC Jateng dan SMN dan MUI (SM/Maulana M Fahmi)

SEMARANG,suaramerdeka.com -MTC Jateng. Potensi kekuatan wisata religi di Jateng sangat luar biasa.

Hanya cara promosi yang konvensional perlu diubah menjadi lebih terbuka sehingga menjangkau pasar nasional hingga internasional.

Hal itu dikemukakan Wakil Ketua Umum Kadin Jawa Tengah Bidang Pariwisata dan promosi, Benita Eka Arijani, dalam FGD ''wisata religi, Mengapa Tidak?'' di Menara Suara Merdeka, Selasa (10/1/2023).

''Kita hanya promosi konvensional, tidak pernah promosi terbuka. Kita harus ubah cara promosi,'' ujar dia.

Baca Juga: Dongeng Anak Khatulistiwa : Bermain Petak Umpet (3 Habis) Ternyata Ini yang Membuat Orang Bati Marah

Dengan promosi yang tidak konvensional, menurutnya, bisa menjangkau pasar secara nasional, maupun internasional.

''Kalau wisata religi ini orang gak lihat jarak dan bujet. Karena berharap berkah,'' ujar Benita.

Potensi di Jateng menurutnya sangat besar. Misalnya, orang Katolik wisata rohani ke Gua Maria. Jumlahnya sangat banyak di Jateng

Baca Juga: Tips Menggunakan Masker Wajah Buah Pepaya Hasilnya Glowing Maksimal, Digosok-gosok Dulu di Area Tertentu

''Setiap Oktober, ada yang disebut defosi. Umat Katolik harus kunjungi 9 Gua Maria,'' ungkap dia.

Benita menyebut bahwa ada istilah 'rohana'' dalam wisata rohani. 'Rohana' inilah yang menunjang wisata, karena ada oleh-oleh dan plesirannya.

''Tidak hanya rohani, tapi muncul istilah rohana. Jumlah yang rohana ini sangat besar'' ujar dia.

Sementara itu Ketua Badan promosi Pariwisata Daerah Jateng, Sugeng Sugiantoro menyebut selain pangsa pasar pariwisata bisnis dan leisure, muncul wisata minat khusus.

''Harus diakui potensi luar biasa. Hanya saja tata kelola wisata religi kurang rapi. wisata religi harus nyaman dan aman,'' katanya.

Halaman:

Editor: Hendra Setiawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X