Pedagang Seduh Marimas Umrah ke Tanah Suci, Dilepas Gus Mus dan Disangoni Serbat Jahe

- Senin, 19 Desember 2022 | 19:39 WIB
Para jamaah umrah pemenang ‘’Undian Umrah Marimas’’ foto bersama dengan latar belakang Jabal Rahmah, Bukit Kasih Sayang tempat bertemunya Nabi Adam Alaihissalam dan Siti Hawa di Padang Arafah, Kota Suci Makkah. (Agus Fathuddin)
Para jamaah umrah pemenang ‘’Undian Umrah Marimas’’ foto bersama dengan latar belakang Jabal Rahmah, Bukit Kasih Sayang tempat bertemunya Nabi Adam Alaihissalam dan Siti Hawa di Padang Arafah, Kota Suci Makkah. (Agus Fathuddin)

suaramerdeka.com, Makkah- Sebanyak 65 orang pedagang seduh Marimas di pasar-pasar seperti mendapat durian runtuh, kenikmatan yang sulit digambarkan dengan kata. Mereka mendapat hadiah ‘’Undian Umrah Marimas’’ 2020.

Wartawan Suara Merdeka Agus Fathuddin Yusuf yang mendampingi mereka sebagai pembimbing ibadah (muthawif).

Labbaik Allahumma labbaik
Labbaikala syariika laka labbaik
Innal hamda wannikmata laka walmulk
Laa syarika lak.

Kegembiraan Imam Rofii Muhyiddin tak terbendung saat mendapat kabar dirinya mendapat undian umrah gratis dari PT Marimas Putra Kencana.

Baca Juga: Dongeng Anak Khatulistiwa : Teman Baru di Sekolah dan Datangnya Kabut Tebal (7) Warak Terbang Secepat Kilat

''Saya tidak pernah membayangkan bisa umrah dan bertemu dengan boss PT Marimas Harjanto Halim. Pedagang seduh minuman Marimas sewunan (seribuan) masa bisa bertemu CEO Marimas,''

''Tapi semuanya terjadi di depan mata,’’ tutur Mas Roy panggilan Imam Rofii Muhyiddin.

Kiai asal Pucanganom, Kebonsari, Madiun, Jatim itu tak henti-hentinya mengucapkan kalimat talbiyah sambal bercucuran air mata saat mengambil miqat di Masjid Bir Ali sebagai tanda dimulainya prosesi ibadah umrah.

Ungkapan yang sama juga disampaikan Jamani Hasan Dasim, pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di Pasar Serang, Kota Serang, Banten.

Baca Juga: Set Top Box Gratis Tahap Kedua di Semarang Bakal Dibagikan,Siapkan KTP dan Segera Lapor Pak RT

Bahkan saking gembiranya, Jamani mengajak serta istrinya yang seorang guru Siti Nur Cahaya dengan biaya sendiri.

Usai shalat sunat ihram dan niat ihram dari Miqat Bir Ali tak henti-hentinya keduanya membaca kalimat talbiyah dengan deraian air mata.

‘’Kami seolah-olah tidak percaya bisa umrah. Terima kasih Marimas,’’ kata Jamani.

Dia merasa pemahaman agama terutama manasik umrah belum seberapa sehingga dalam proses ritual itu dari Miqat hingga pelaksanaan thawaf, sai dan tahalul potong rambut, Jamani dan istrinya tak mau jauh-jauh dari muthawif.

Halaman:

Editor: Hendra Setiawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X