Kasus TBC di Jateng Tinggi, Pemerintah Harus Lebih Sigap dan Tanggap

- Sabtu, 17 Desember 2022 | 23:08 WIB
Ilustrasi ciri-ciri orang terkena penyakit TBC. (foto; pixabay)
Ilustrasi ciri-ciri orang terkena penyakit TBC. (foto; pixabay)

SEMARANG, suaramerdeka.com - DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengingatkan pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk lebih sigap dan tanggap dalam menghadapi penyakit menular Tuberkulosis (TBC).

Sebab penyakit yang menyerang paru-paru manusia tersebut jumlah kasusnya cukup tinggi.

Baru-baru ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkap jumlah kasus TBC di wilayahnya.

Baca Juga: Gak Dinyana, Manfaat Biji Pepaya Bisa Bikin Lemak Tubuh Hilang, Kanker Juga Takut menghisap Tubuh

Sebanyak 46.966 kasus TBC telah ditemukan di Jateng sepanjang tahun 2022.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Jateng Heri Pudyatmoko mengingatkan Pemprov, khususnya Dinas Kesehatan untuk lebih sigap dan tanggap.

Menurutnya, perlu dilakukan terobosan-terobosan dalam penanganan kasus penyakit menular ini.

Baca Juga: Setelah 20 Tahun, Angelina Jolie Mengundurkan Diri Sebagai Duta Pengungsi PBB. Kenapa?

"Kami ingin pemerintah harus lebih sigap dan tanggap dalam merespon hal ini. TBC termasuk salah satu penyakit menular yang masih tinggi di Jawa Tengah. Jangan sampai lengah dan membuat penyakit ini semakin menular dan merebak," ujarnya, Sabtu 17 Desember 2022.

Ia mengatakan, penanganan secara khusus dan konsisten harus dilakukan.

Dinkes diminta untuk terus memantau proses pengobatan untuk memastikan sampai sejauh perkembangan kondisi pasien yang menderita TBC.

Baca Juga: Alyssa Soebandono Blak Blakan Soal Dude Herlino: Bersyukur Dipertemukan hingga Menikah dengan Dude Herlino

"Upaya-upaya penanggulangan perlu sekali dilakukan selain konsisten dalam memantau pengobatan pasien. Kesehatan rumah serta lingkungan sekitar harus menjadi perhatian juga agar bisa menekan kasus penyakit ini," imbuhnya.

Menurut politisi Partai Gerindra ini, TBC merupakan penyakit kronis yang memiliki daya tular dan tingkat kematiannya tinggi yang disebabkan faktor kebal obat.

Bahkan TBC bisa lebih berbahaya dibandingkan Covid-19.

Halaman:

Editor: Jati Prihatnomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X