Jateng Optimistis: Bergerak Bersama Adaptif-Kolaboratif

- Rabu, 14 Desember 2022 | 06:10 WIB
TANAM CABAI: Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu beserta jajaran Pemkot Semarangmenanam cabai dan bawang merah di Agro Purwosari Semarang. Kegiatan ini dalam rangka menekan inflasi dan mengajak masyarakat untuk berdaulat pangan.(22) (SM/Hendra Setiawan)
TANAM CABAI: Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu beserta jajaran Pemkot Semarangmenanam cabai dan bawang merah di Agro Purwosari Semarang. Kegiatan ini dalam rangka menekan inflasi dan mengajak masyarakat untuk berdaulat pangan.(22) (SM/Hendra Setiawan)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Tahun 2023 menjadi tantangan bersama. Baik bagi pemerintah, pengusaha maupun masyarakat. Resesi dunia, krisis pangan dan energi pada tahun 2023 menjadi ancaman. Perekonomian yang belum membaik setelah pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia dan Ukraina yang belum berakhir menjadi penyebab.

Dampak keduanya pun sudah dirasakan para pengusaha saat ini. Hal itu seperti yang disampaikan Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Tanjung Emas Semarang periode 2022-2027, Supriyono. Dia mengatakan, ada persoalan mendesak yang saat ini tengah dihadapi para pengusaha truk. Persoalan itu, kata Supriyono, berkaitan dengan roda perekonomian global yang lagi menurun.

”Terutama bagaimana bersama- sama agar tetap bertahan. Karena kami belum tahu sampai kapan kondisi perekonomian ini akan kembali membaik,” kata Supriyono, saat pelantikannya, belum lama ini. Ia menjelaskan, salah satu dampaknya terjadi penurunan muatan barang secara signifikan. Menurutnya, skala penurunan yang sudah terjadi dua bulan lalu mencapai lebih dari 50 persen.

Baca Juga: Serius Amanda Manopo Mualaf? Berikut Fakta Mengenai Biodata Amanda Manopo

Dia menyebut penurunan perekonomian global dipicu perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai, sehingga mengakibatkan krisis energi dan pangan. ”Sektor pangan, misalnya gandum, yang banyak disuplai dari Ukraina.

Kemudian harga minyak yang terus meningkat sehingga menyebabkan permintaan barang di Eropa dan Amerika menurun,” terangnya. Menurut dia, para pengusaha, terutama eksportir kesulitan mendapatkan pembeli karena permintaannya yang sedang menurun.

Dijelaskannya, hampir semua bidang usaha dan komoditas mengalami penurunan seperti kayu olahan, garmen, furniture, dan lainnya. Ia berharap perekonomian global segera membaik, sehingga kegiatan ekspor-impor kembali berjalan serta bongkar muat barang kembali meningkat.

Dikatakannya, setelah pandemi Covid-19 dapat angin segar karena ekonomi mulai membaik, pengiriman mulai naik. ”Setelah itu, Tiongkok sempat lock down lagi. Kemudian, disusul perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan penurunan perekonomian secara total,” imbuhnya.

Baca Juga: Siap dapat Set Top Box Gratis, Hanya dengan Ketik Nomor KTP di Web ini, Hati Senang, Meriangpun Hilang

Kedaulatan Pagan

Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, perlu langkah bergerak bersama menghadapi 2023. Dia pun meminta kepada OPD untuk membantu masyarakat menciptakan kedaulatan pangan. Dirinya berharap ke depan, sebelum krisis melanda, Kota Semarang sudah bisa memanfaatkan hasil alam yang dimiliki. Ini agar bisa memperkuat ketahanan pangan dan kedaulatan pangan.

”Ini menjadi PR kita semua untuk memperkuat ketahanan pangan karena tahun 2023 akan semakin banyak negara yang mengalami resesi,” tegasnya. Ita menambahkan, bahwa Kota Semarang saat ini sedang belajar merencanakan agar kemampuan keuangan suatu daerah bisa mandiri.

Caranya dengan berbagai macam budidaya dan peternakan di wilayah masing-masing. ”Ini merupakan salah satu langkah preventif guna menjaga agar Kota Semarang tidak terkena resesi,” ujarnya.

Dikatakannya, ke depan, industri pengolahan hasil pangan juga akan diterapkan. Ini agar hasil pangan bisa bertahan lebih lama. Dengan demikian, tidak bergantung pada impor. ”Contohnya terugi. Tanpa disadari harga mi sekarang naik. Ke depan, kalau barangnya tidak ada terus bagaimana?.

Baca Juga: Lantik Pj Bupati Brebes, Ganjar Ingatkan PR Kemiskinan, Bawang dan Investasi

Halaman:

Editor: Imron Rosadi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X