Kinerja Belanja K/L Alami Perlambatan, Jelang Akhir Tahun Pemprov Jawa Tengah Terus Akselerasi

- Selasa, 29 November 2022 | 18:12 WIB
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jawa Tengah Taukhid  menyampaikan kinerja APBN Provinsi Jawa Tengah, Selasa 29 November 2022. (suaramerdeka.com/Modesta Fiska)
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jawa Tengah Taukhid menyampaikan kinerja APBN Provinsi Jawa Tengah, Selasa 29 November 2022. (suaramerdeka.com/Modesta Fiska)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Meski realisasi Belanja Negara membaik, namun Belanja Kementerian/ Lembaga (K/L) di Jawa Tengah mengalami perlambatan hingga akhir Oktober 2022.

Laporan perkembangan fiskal Provinsi Jawa Tengah, realisasi Belanja Negara di Jateng sampai akhir Oktober 2022 telah mencapai Rp84,45 triliun atau 80,91 persen dari alokasi tahun 2022.

Baca Juga: Penerimaan Cukai Penyumbang Terbesar Kinerja Pendapatan APBN di Jateng

Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jawa Tengah Taukhid mengatakan, Belanja Negara diupayakan terus berakselerasi untuk memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.

Kinerja Belanja K/L mengalami perlambatan dimana realisasi per 31 Oktober 2022 sebesar Rp27,16 triliun atau 69,29 persen dari alokasi tahun 2022.

Realisasi tersebut mengalami penurunan 10,22 persen dibandingkan periode yang sama tahun anggaran yang lalu.

Baca Juga: Arahan Presiden Joko Widodo Menghemat Uang Negara, Senjata untuk Kelola APBN

''Terdapat 3 jenis Belanja K/L yang mengalami penurunan, yaitu Belanja Modal sebesar 37,60 persen, Belanja Barang sebesar 2,91 persen, dan Belanja Pegawai sebesar 1,86 persen. Diharapkan kinerja penyerapan dua bulan terakhir dapat diakselerasi dengan baik,'' kata Taukhid saat penyampaian kinerja fiskal ALCo di Semarang, Selasa 29 November 2022.

Perkembangan fiskal Provinsi Jawa Tengah sampai dengan 31 Oktober 2022 sesuai data Asset & Liabilities Committee (ALCo) Regional Jateng menunjukkan dukungan dana dari pemerintah pusat melalui dana transfer ke daerah dan dana desa (TKD) masih mendominasi sumber pendanaan.

Baca Juga: Hari Gini Masih Mikir Beli STB? Dia Nggak Tau Kalau Nonton Siaran TV Digital Bisa Tanpa STB  

Nilai nominal mencapai Rp65,17 triliun atau 62,23 persen dari total pendapatan daerah.

Dilihat dari postur i-account APBN, TKD yang telah disalurkan di wilayah Provinsi Jateng sebesar Rp57,29 triliun atau 87,90 persen dari total alokasi TKD. 

Adapun kinerja pendapatan APBN di wilayah Jawa Tengah sampai dengan 31Oktober 2022 sebesar Rp81,48 triliun atau 87,45 persen dari target.

Baca Juga: Wow Ciamikk! Pria Ini Cukup Pakai Bumbu Dapur di Rumah, Pisau Istri Kembali Tajam Seperti Baru

Angka ini menurut Taukhid, mengalami peningkatan Rp11,95 triliun atau tumbuh 17,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

''Sumbangan terbesar pendapatan tersebut berasal dari penerimaan cukai Rp36,38triliun dan Pajak Penghasilan Rp19,89 triliun. Pertumbuhan pendapatan terbesar berasal dari Pajak Penghasilan (40,08%) dan kenaikan Cukai sebesar (12,88%),'' imbuhnya.

Dalam pertemuan ini turut hadir pula dari Kanwil DJP Jateng I Ismuraharjo, Kanwil DJP Jateng II Wiratmoko, Kanwil DJBC Cahya Nugraha, Kanwil DJKN Jateng DIY Gunawan Sani dan KPTIK BMN Taufik.

Baca Juga: Nyesek, Nyaris Sekarat Baru Ketahuan Aglonema Lonyot dan Busuk Akar, Begini Cara Mengatasinya

Penyaluran TKD juga mengalami penurunan karena hingga 31 Oktober 2022, penyaluran TKD di Jateng telah mencapai Rp57,29 triliun atau 87,90 persen dari alokasi tahun 2022.

Kontribusi realisasi TKD sebagian besar berasal dari DAU sebesar Rp31,99 triliun atau 91,48 persen dari pagu.

Realisasi tersebut turun 1,47 persen dibandingkan periode yang sama TA 2021, yang disebabkan beberapa jenis TKD mengalami penurunan.

Sementara itu, penyaluran kredit program baik itu Kredit Usaha Rakyat maupun Ultra Mikro di wilayah Provinsi Jateng sampai dengan 31 Oktober 2022 telah mencapai Rp56,76 triliun.

Baca Juga: Bukan Aib! Takut Dicap Gonta-ganti Pasangan, Perempuan Sering Enggan Kontrol Gejala Kanker Serviks

Jumlah tersebut disalurkan kepada 1.620.010 debitur dengan rincian Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp56,01 triliun untuk 1.429.184 debitur, dan kredit Ultra Mikro (UMi) telah tersalurkan sebesar Rp0,75 triliun untuk 190.826 debitur.

Dibandingkan periode Oktober 2021, penyaluran KUR tumbuh sebesar Rp4,37 triliun (8,46 persen) dan jumlah debitur turun sebanyak 158.203 debitur.

Sedangkan penyaluran UMi tumbuh sebesar Rp0,09 triliun (14,61 persen) dan meningkat 2.568 debitur.

Selanjutnya terkait upaya pemulihan ekonomi nasional, realisasi anggaran Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) 2022 hingga 31Oktober 2022 sebesar Rp24,09 triliun.

Baca Juga: Selamat Tinggal Sembelit! Program Diet Lancar Jaya, Perut Buncit Auto Ngacir. Begini Manfaat Ubi Ungu

Ini terdiri dari realisasi bidang Kesehatan senilai Rp3,59 triliun, bidang Perlindungan Masyarakat sebesar Rp15,35 triliun dan Rp5,16triliun untuk Penguatan Pemulihan Ekonomi.

Menyikapi dinamika dampak kenaikan BBM di Jawa Tengah, Kemenkeu Satu Jateng bersama Pemerintah Provinsi Jateng, Kepolisian dan para pemangku kepentingan lainnya telah berkoordinasi dan berkomitmen untuk melakukan upaya penanganan dampak dimaksud.

Akselerasi belanja APBN dan APBD melalui forum ALCo Jawa Tengah diharapkan dapat meningkatkan pembangunan wilayah yang berkelanjutan dan berkualitas demi terwujudnya kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Jawa Tengah

Halaman:

Editor: Modesta Fiska

Tags

Artikel Terkait

Terkini

PT SAMI Gelar Pemeriksaan dan Pengobatan Gratis

Jumat, 26 Mei 2023 | 11:45 WIB
X