Stunting Jadi Beban Ekonomi, Brebes Salah Satu Daerah Prioritas Penanganan, Begini Solusinya

- Kamis, 17 November 2022 | 06:32 WIB
Edukasi pemberian makanan pada bayi dan anak sebagai upaya menurunkan angka stunting yang dilakukan akademisi tim pengabdian masyarakat dari Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Semarang di wilayah Kabupaten Brebes. (suaramerdeka.com/Dok)
Edukasi pemberian makanan pada bayi dan anak sebagai upaya menurunkan angka stunting yang dilakukan akademisi tim pengabdian masyarakat dari Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Semarang di wilayah Kabupaten Brebes. (suaramerdeka.com/Dok)

SEMARANG, suaramerdeka.com- Kabupaten Brebes menjadi salah satu daerah prioritas utama penanganan stunting di Jawa Tengah dengan lokus tahun 2022 mencapai 50 titik.

Sinergi lintas sektoral termasuk dengan akademisi dilakukan mulai dari optimalisasi kader hingga edukasi pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA) yang tepat.

Upaya solusi ini diperlukan segera mengingat stunting masih menjadi isu kesehatan global karena anak merupakan generasi emas sebagai penerus bangsa.

Baca Juga: 9 Sayuran dan Makanan Ini Haram Dipanaskan Ulang! Waspada, Bibit Sel Kanker Mengancam Kesehatan

Kerja sama ini juga terus diupayakan bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak Dan Keluarga Berencana (DP3KB), Dinas kesehatan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) di Kabupaten Brebes.

Penyajian makanan yang bergizi dan sesuai untuk bayi serta balita menjadi hal yang
penting dalam percepatan penurunan stunting namun seringkali dilupakan.

Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Semarang (UNNES) berupaya untuk membantu percepatan penurunan stunting di wilayah Kabupaten Brebes.

Baca Juga: 8 Penyebab Kanker Serviks pada Wanita yang Tidak Disadari, Nomor 3 Paling Sering, Cek Faktanya

Melalui kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Edukasi Pemberian Makan pada bayi dan anak (PMBA), Tim pengabdian ini diketuai oleh Mardiana, S.KM., M.Si. yang juga Kaprodi Gizi UNNES.

Menurut Mardiana, kondisi stunting yang ditandai dengan gagalnya pertumbuhan fisik pada anak usia dua tahun ini disebabkan oleh kurangnya gizi seimbang dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

anak-anak dengan kondisi stunting memiliki fisik yang pendek apabila dibandingkan dengan anak lain yang sebaya.

Baca Juga: Kebiasaan Ini Ternyata Bikin Perut Buncit Susah Pergi, Mending Dihindari Daripada Menyesal Nanti

Dalam jangka pendek, stunting dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan otak dan fisik.

Kondisi tersebut ke depannya berakibat pada penurunan produktivitas dan peningkatan beban ekonomi.

Kritisnya dampak dari stunting membuat upaya percepatan penurunan stunting memiliki urgensi yang tinggi.

Halaman:

Editor: Modesta Fiska

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X