Polisi Go Talen : Briptu Muhammad Lukman Mudzakir Menjadi Seorang Polisi, Semangat Mengajar Mengaji Bergelora

- Kamis, 17 November 2022 | 05:20 WIB
Briptu Muhammad Lukman Mudzakir mengajar mengaji santri di masjid yang berada di belakang markas Satlantas Polresta Pekalongan (SM/dok)
Briptu Muhammad Lukman Mudzakir mengajar mengaji santri di masjid yang berada di belakang markas Satlantas Polresta Pekalongan (SM/dok)

suaramerdeka.com - Polisi Go Talen. "Kun ayyi syai'in ma syi'ta wa laa tansa dhomiruka".

Ungkapan berbahasa Arab yang berarti “Jadi apapun kalian terserah, yang penting jangan lupa hatimu di mana (pesantren),” menginspirasi Briptu Muhammad Lukman Mudzakir, dalam menjalani kehidupan.

Untaian kalimat pesan dari sang kyai, guru mengaji saat di kampung halaman itu, terpatri kuat dalam hati Briptu Lukman, yang berdinas di Banit Satlantas Polres Pekalongan Kota.

Terlebih pesan itu berpadu dengan untaian pesan dari sang ayah yang mengatakan, tetaplah membumi, hari esok rahasia ilahi.

"Pesan dari Abah Guru Kiai Mustaghfirin dan Bapak saya tersebut, memotivasi saya untuk terus mengamalkan dan menularkan ilmu agama yang saya miliki, kepada siapa saja,” ujar pria kelahiran Demak, 3 Februari 1999 itu.

Karena itu, meski Briptu Lukman bergabung ke Korp Bhayangkara, semangat mengaji dan menularkan ilmu tetap bergelora.

Padahal, ia juga tahu, Pekalongan selain dikenal sebagai Kota Batik, juga masyhur dengan sebutan Kota Santri.

Go talen
Go talen

“Di sini sebenarnya cukup dan bahkan banyak guru mengaji, namun karena pesan Abah Kiai, saya harus berusaha tetap menularkan ilmu dan bermanfaatkan bagi sesama,” katanya.

Menurutnya, ia masuk pendidikan SPN pada tahun 2016 dan setahun kemudian, tahun 2017, dinyatakan lulus dengan predikat lulusan termuda.

“Mulanya saya bertugas di Dalmas SatSabhara Polres Pekalongan Kota. Di pertengahan tahun 2017, saya melihat banyak anak di sekitar markas, sehingga terbesit niat untuk mengajar anak-anak tersebut,” katanya.

Menurut dia, waktu itu, ada sekitar 25 anak yang mengikuti pengajian. Namun karena ada pandemi covid 19, kegiatan belajar mengaji berhenti.

“Saat itu, anak-anak yang ikut mengaji cukup banyak, antara 20 sampai 25 anak. Tapi saying, pandemi datang, sehingga terpaksa kegiatan mengaji berhenti,” katanya.

Untuk saat ini, tatkala pandemi sudah mulai reda dan pembatasan yang mulai longgar, Briptu Lukman mulai mengajar lagi.

Briptu Muhammad Lukman Mudzakir membagikan masker kepada pengguna jalan yang melintas di salah satu ruas jalan di Kota Pekalongan
Briptu Muhammad Lukman Mudzakir membagikan masker kepada pengguna jalan yang melintas di salah satu ruas jalan di Kota Pekalongan (SM/dok)

Halaman:

Editor: Hendra Setiawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X